Dampak Perubahan Iklim Bikin Makhluk Menyeramkan Ini Semakin Membesar
- Live Science
Arktik, VIVA – Ketika suhu di Arktik terus menghangat, sebuah fenomena menakutkan juga mulai muncul. Makhluk menyeramkan yang memiliki taktik berburu ganas dengan dominasi di tundra, semakin membesar.Â
Pertumbuhan predator ini dapat menyebabkan dampak yang mengejutkan pada ekosistem. Lalu, makhluk apa yang dimaksud? Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!
Dilansir Times of India, Kamis 2 Januari 2025, sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa kenaikan suhu dapat menyebabkan peningkatan ukuran dan populasi laba-laba serigala di Kutub Utara.
Laba-laba serigala adalah pemburu yang sangat baik, hewan ini mampu menyusun strategi, menguntit, kemudian menyergap mangsa dibanding memutar jaring. Di Kutub Utara, mereka adalah predator dominan yang terutama memakan ekor pegas atau serangga kecil yang memakan jamur.Â
Predator ini memainkan peran penting dalam ekosistem, karena jamur bertanggung jawab untuk memecah bahan organik dan melepaskan gas rumah kaca seperti karbondioksida dan metana. Dengan mengendalikan populasi springtail, laba-laba serigala secara tidak langsung memengaruhi tingkat aktivitas jamur, akibatnya emisi gas rumah kaca.Â
Untuk memahami bagaimana makhluk-makhluk ini beradaptasi dengan suhu yang memanas, para peneliti yang dipimpin oleh Amanda Koltz dari Universitas Washington di St. Louis melakukan serangkaian eksperimen di dekat Stasiun Lapangan Tooik di Alaska.Â
Selama dua musim panas, mereka mengubah kepadatan laba-laba di berbagai bidang tanah, memperkenalkan jumlah laba-laba serigala yang rendah, normal atau tinggi. Selain itu, setengah dari mereka mengalami perlakuan pemanasan yang menaikkan suhu 1-2 derajat Celcius.Â
Hasilnya mengejutkan, di bawah suku sekitar, kepadatan laba-laba serigala yang lebih tinggi menyebabkan tingkat dekomposisi yang lebih cepat karena peningkatan predasi pada ekor pegas. Namun dalam kondisi panas, efek sebaliknya diamati, di mana kepadatan laba-laba yang lebih tinggi menghasilkan tingkat dekomposisi yang lebih lambat, sehingga penulis percaya bahwa hasil yang agak aneh ini menunjukkan, pemanasan mengubah hubungan predator-mangsa dengan cukup efektif untuk menyangga beberapa aspek perubahan iklim.Â
Temuan penelitian ini memberikan informasi tentang bagaimana pemanasan di Arktik dapat membentuk kembali dinamika predator-mangsa dan efek kaskade mereka pada emisi gas rumah kaca. Dengan mengurangi populasi springtail, laba-laba serigala membantu membatasi aktivitas jamur, yang memperlambat proses dekomposisi dan mengurangi pelepasan gas rumah kaca.Â
Implikasi dari temuan ini tidak hanya terbatas pada Arktik. Ketika suhu global terus meningkat, memahami bagaimana berbagai organisme bereaksi terhadap perubahan suhu sangat penting bersamaan dengan hubungan antara mangsa dan predator.Â
Penelitian yang dilakukan oleh Koltz dan timnya menganggap penting untuk melestarikan populasi predator. Dalam banyak ekosistem, predator memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan dan mengatur berbagai proses yang penting untuk kesehatan ekosistem. Melindungi spesies-spesies ini bisa menjadi strategi utama dalam mengurangi beberapa efek buruk dari perubahan iklim.Â