7 Peristiwa Penting di Bulan Rajab, Ada Isra Miraj hingga Pembebasan Baitul Maqdis
- AP Photo/Mahmoud Illean
Jakarta, VIVA – Bulan Rajab adalah salah satu bulan yang sangat istimewa dalam kalender Islam. Selain sebagai bulan yang penuh berkah, bulan ini juga menyimpan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Beberapa peristiwa tersebut tidak hanya memberi makna spiritual bagi umat Muslim, tetapi juga menjadi tonggak sejarah yang menginspirasi perjuangan umat.Â
Berikut adalah tujuh peristiwa penting yang terjadi di bulan Rajab, termasuk peristiwa besar pembebasan Baitul Maqdis di Palestina.
1. Sayyidah Aminah mulai mengandung janin Nabi Muhammad
Bulan Rajab menjadi saksi dimulainya perjalanan hidup Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Pada bulan ini, Sayyidah Aminah binti Wahb, ibu Nabi Muhammad SAW, mulai mengandung beliau.Â
Selama sembilan bulan, beliau mengandung hingga akhirnya pada bulan Rabi’ul Awwal, Nabi Muhammad lahir ke dunia. Kelahiran Nabi Muhammad merupakan rahmat yang Allah anugerahkan bagi seluruh alam semesta. Kelahirannya membawa cahaya dan petunjuk bagi umat manusia.
2. Isra’ dan Miraj Nabi Muhammad
Pada tanggal 27 Rajab, umat Islam mengenang peristiwa besar yang dikenal dengan Isra’ dan Mi’raj. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad diizinkan oleh Allah untuk melakukan perjalanan malam (Isra’) dari Masjid al-Haram di Mekkah ke Masjid al-Aqsa di Yerusalem, dilanjutkan dengan Mi’raj, yaitu perjalanan naik ke langit untuk bertemu dengan Allah.Â
Peristiwa ini bukan berarti Allah berada di tempat tertentu, karena Allah Maha Suci dari tempat dan arah. Tujuan utama dari Isra’ dan Mi’raj adalah untuk memuliakan Nabi Muhammad, memperlihatkan kebesaran Allah, serta memberikan perintah shalat sebagai ibadah utama bagi umat Islam.
3. Perang Tabuk
Pada bulan Rajab tahun 9 H, terjadi Perang Tabuk, yang merupakan salah satu peperangan besar dalam sejarah Islam. Perang ini terjadi di wilayah yang kini dikenal sebagai bagian dari Suriah, dan meskipun tidak ada pertempuran besar, perang ini menguji keteguhan iman umat Islam.Â
Mereka harus berjuang dengan tekad yang kuat dan kemampuan untuk bertahan di medan yang penuh tantangan. Perang Tabuk menjadi simbol perjuangan umat Islam dalam mempertahankan agama dan prinsip-prinsip mereka.
4. Wafatnya Raja Najasyi, seorang muslim yang taat
Pada bulan Rajab tahun 9 H, Raja An-Najasyi, penguasa Habasyah (Ethiopia), meninggal dunia dalam keadaan sebagai seorang Muslim. Beliau dikenal sangat baik kepada umat Islam dan bahkan memberikan perlindungan kepada sahabat-sahabat Nabi Muhammad yang terpaksa hijrah ke Habasyah.Â
Kematian Raja An-Najasyi meninggalkan kesan mendalam di hati umat Islam, dan Nabi Muhammad sendiri mendoakan beliau setelah kabar wafatnya sampai ke telinga beliau.
5. Wafatnya Imam Syafi’i, sang pendiri mazhab
Imam Syafi’i, salah satu ulama besar dalam sejarah Islam dan pendiri mazhab Syafi’i, wafat pada bulan Rajab tahun 204 H dalam usia 54 tahun. Keilmuan beliau di bidang fiqh dan hadis sangat berpengaruh dalam pengembangan hukum Islam.Â
Mazhab Syafi’i yang beliau dirikan kini diikuti oleh banyak umat Islam, terutama di Asia Tenggara. Wafatnya Imam Syafi’i meninggalkan warisan besar dalam dunia ilmu pengetahuan Islam.
6. Wafatnya Khalifah Umar bin Abdil Aziz
Khalifah Umar bin Abdil Aziz, yang dikenal dengan kepemimpinan adil dan kebijakannya yang mengutamakan kesejahteraan rakyat, wafat pada bulan Rajab tahun 101 H dalam usia 39 tahun.Â
Selama masa pemerintahannya, beliau dikenal sebagai sosok yang menegakkan hukum Allah dengan tegas dan memerangi ketidakadilan. Kematian beliau menjadi kehilangan besar bagi umat Islam, namun ajaran dan kebijakan beliau tetap hidup dalam ingatan banyak orang.
7. Pembebasan Palestina oleh Sultan Shalahuddin al-Ayyubi
Salah satu peristiwa besar yang terjadi pada bulan Rajab adalah pembebasan Baitul Maqdis (Yerusalem) pada tanggal 27 Rajab tahun 583 H. Sultan Shalahuddin al-Ayyubi, seorang pemimpin Muslim yang terkenal dengan keteguhan dan kepiawaiannya dalam strategi perang, berhasil merebut kota Yerusalem dari tangan tentara Salib.Â
Namun, sebelum memulai pertempuran, Sultan Shalahuddin melakukan langkah yang sangat penting dengan menyatukan umat Islam dalam ikatan aqidah yang benar, yakni aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Kesatuan aqidah ini membentuk kesatuan hati di kalangan umat Islam, yang kemudian menjadi kekuatan besar dalam perjuangan mereka.
Sultan Shalahuddin tidak hanya mempersiapkan pasukan, tetapi juga memastikan bahwa umat Islam berada dalam kondisi yang saling mendukung secara spiritual.Â
Salah satu usaha beliau untuk memperkuat persatuan adalah dengan memerintahkan muadzin di semua wilayah yang dikuasai untuk mengumandangkan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah setiap pagi sebelum adzan Subuh. Hal ini menjadi simbol penting bagi persatuan umat Islam yang tidak bisa digoyahkan, dan menjadi kunci kemenangan dalam pembebasan Palestina.