Hukum Menggabung Puasa Rajab dengan Qadha Puasa Ramadhan, Boleh atau Tidak?
- ANTARA Foto/Rahmad
Jakarta, VIVA – Awal tahun baru masehi 2025 bertepatan dengan bulan Rajab 1446 Hijriah. Pada bulan ini, umat Islam biasanya menjalankan puasa Rajab sebagai ibadah sunnah.
Pertanyaan muncul ketika sebagian orang masih memiliki tanggungan atau utang puasa di bulan Ramadhan, apakah diperbolehkan baginya menggabungkan niat puasa Rajab dengan qadha’ puasa Ramadhan?
Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama, Selasa 31 Desember 2024, puasa Rajab sah dilakukan dengan menggabungkan niatnya degan qadha puasa Ramadhan.
Bahkan menurut beberapa ulama, meski hanya niat meng-qadha puasa Ramadhan, secara otomatis pahala puasa Rajab bisa didapatkan apabila dilakukan di bulan Rajab.
Artinya, jika Anda berpuasa qadha Ramadhan di hari-hari yang dianjurkan berpuasa, seperti Senin, Kamis atau bulan Rajab ini, maka pahala keduanya bisa didapat, baik disertai niat berpuasa sunnah atau tidak.
Niat Puasa Rajab
Niat menjadi syarat sah puasa, seperti yang dijelaskan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Hasyiyatul Iqna'
Adapun, niat puasa Rajab sebaiknya diucapkan pada malam sebelum melaksanakan ibadah sunnah ini.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma ghadin an ada'i sunnati rajaba lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah SWT."
Niat Qadha Puasa Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an qadaa'i fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Saya berniat mengganti (mengqadha) puasa bulan Ramadan karena Allah Ta'ala."
Kewajiban mengganti utang puasa Ramadhan telah dijelaskan dalam Alquran dalam Surat Al Baqarah ayat 184:
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Ayyaaman ma'duudaatin fa man kaana minkum mariidhan aw 'alaa safarin fa'iddatun min ayyaamin ukhara wa 'ala alladziina yuthiiquunahu fidyatun tha'aamu miskiinin fa man tathawwa'a khairan fahuwa khairul lahu wa an tashuumuu khairul lakum in kuntum ta'lamuun.
Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain…,”