Grace Tahir Kritik Ide Gila Pemimpin Partai Jepang, Perempuan Tak Boleh Sekolah hingga Dipaksa Aborsi
- Instagram/@gtahirs
Jakarta, VIVA – Pemimpin Partai Konservatif Jepang, Naoki Hyakuta, berencana mengatasi krisis kependudukan di negara tersebut. Namun, ide kuno Hyakuta justru membuat Grace Tahir geram dan anggapan Jepang sebagai negara modern seketika lenyap.
Anak dari keluarga konglomerat itu membahas rencana Naoki Hyakuta, bahwa wanita setelah umur 18 tahun jangan sekolah lagi. Setelah itu, perempuan yang menginjak usia 25 tahun ke atas tidak diperbolehkan memiliki anak lagi.
“(perempuan berumur) 30 tahun harus dipaksa dibuang kandungannya,” ucap Grace Tahir yang dikutip dari video pendek YouTube @GraceTahir pada Selasa, 26 Desember 2024.
Dengan begitu, perempuan merasa tertekan untuk segera menikah dan mempercepat mempunyai momongan. Sebagaimana diketahui, grafik demografis Jepang menunjukkan angka kelahiran semakin menurun sedangkan angka kematian justru meningkat sehingga terjadilah krisis penduduk.
“Jadi sekarang itu lebih banyak orang meninggal dibandingkan orang lahir,” kata Grace Tahir.
Lebih lanjut, cucu pendiri Lippo Grup mengatakan jika kondisi dibiarkan akan sangat bahaya untuk negara Sakura. Namun, Grace Tahir menilai gagasan Hyukata sangat tidak masuk akal dan tidak relevan di zaman sekarang.
Terlebih lagi, Jepang tersohor sebagai negara paling maju di benua Asia. Pandangan pemimpin partai seolah menghancurkan citra negeri Sakura yang identik dengan hal-hal futuristik tetapi pemikirannya justru sangat kolot.
“Ide dia itu nggak masuk akal di zaman-zaman sekarang. Oh my gosh, really. Gue pikir Jepang itu modern ternyata pemikirannya masih sangat-sangat luar biasa lama (kuno),” ungkap Grace Tahir.
Ia berharap aturan tersebut tidak terjadi di negara Indonesia. Di mana kebebasan kaum hawa terbatas dan seolah dimanfaatkan beranak demi keberlangsungan negara.