Cegah Konflik, Warga Lampung Selatan Ajak Anak Muda Gelar Pesta Budaya
- ChildFund.
Lampung, VIVA – Warga di Lampung Selatan berkumpul dalam Pesta Budaya untuk merayakan keberagaman budaya dan kerukunan. Kegiatan di Lapangan Desa Bumijaya ini terselenggara berkat dukungan dari Proyek Penguatan Kohesi Sosial (SSCP).
Husnul Maad, Country Director ChildFund International di Indonesia, menjelaskan, tujuan keseluruhan dari program ini adalah agar masyarakat di Lampung dapat hidup dalam damai melalui praktik-praktik berbasis budaya yang bertujuan untuk mencegah konflik. Scroll untuk info selengkapnya!
“Keberagaman budaya, suku bangsa, dan agama berpotensi menyebabkan konflik di masyarakat, tetapi kita dapat mencegahnya melalui dialog dan pembangunan konsensus di antara warga masyarakat,” ujar Husnul dalam keterangannya, dikutip Kamis 12 Desember 2024.
Menurut Maad, meski praktik berbasis budaya ‘Piil Pesenggiri’ di Lampung telah mendorong terciptanya perdamaian antarkomunitas melalui dialog dan pembangunan konsensus, praktik berbasis budaya perlu lebih diintegrasikan di kalangan pemuda.
“Penampil dalam acara ini sebagian besar adalah kaum muda. Hal ini untuk menunjukkan bahwa kaum muda masih peduli dan bersedia menjunjung tinggi nilai-nilai dan prinsip-prinsip di balik acara adat dan budaya,” tambah Maad.
Selain pertunjukan budaya, akan ada juga permainan dan kompetisi berdasarkan tema budaya untuk mempromosikan pembentukan tim, dinamika kelompok, dan sportivitas.
Pandu Kesuma Dewangsa, Plt Bupati Kabupaten Lampung Selatan mengapresiasi pelaksanaan SSCP di wilayah tersebut.
“SCCP merupakan inisiatif baru yang membawa isu-isu penting di masyarakat. Kami berharap proyek ini dapat dilaksanakan di lebih banyak wilayah di Kabupaten Lampung Selatan. Ini akan membantu kita meningkatkan kapasitas pemuda dan pembangunan perdamaian,” ungkapnya.
SSCP diluncurkan pada 1 Februari 2023 dan akan berlangsung hingga 31 Juli 2025. Selain di Lampung, proyek ini juga berjalan di Liquica, Timor-Leste.
Hingga Juli 2024, inisiatif ini telah menjangkau 1001 peserta di Lampung secara langsung melalui berbagai kegiatan. Ragam aktivitas ini seperti dialog antaragama, budaya, dan generasi, pelatihan dan peningkatan kapasitas dalam bercerita, pendidikan pembangunan perdamaian, komunikasi dan jurnalisme sipil, kesetaraan gender, keberagaman dan inklusi sosial serta partisipasi pemuda yang bermakna.