Biar Gak Jadi Korban Serupa Agus Buntung, Begini Cara Hindari Orang Manipulatif Menurut Psikolog
- Pexels
Jakarta, VIVA – Perilaku manipulatif adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara memengaruhi emosi dan pikiran orang lain. Orang yang manipulatif atau manipulator ini akan mengendalikan orang lain agar melakukan sesuatu atau membuat segala hal berjalan sesuai dengan keinginannya.
Perilaku manipulatif ini ramai dibicarakan setelah viralnya kasus Agus Buntung di Nusa Tenggara Barat yang melecehkan belasan wanita hanya dengan ucapan rayuannya. Agus berhasil memanipulasi korban hingga mengajak mereka ke homestay lalu melakukan pelecehan di sana. Scroll untuk informasi selengkapnya!
Seringkali perilaku manipulatif ini merugikan para korban. Sebab, korban akan terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang diinginkan oleh pelaku saja. Maka dari itu, sangat penting untuk melakukan tindakan terhadap orang manipulatif. Hal pertama yang paling penting adalah memberikan batasan fisik dengan cara mengurangi interaksi secara langsung.
"Dengan batasan fisik, jadi nggak usah sering-sering ketemu. Sebisa mungkin ya kalau diajakin ketemu nolak gitu ya. Nolak halus, nolak sopan, itu kan bisa ya," ujar Psikolog Klinis, Mutiara Maharini, saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 11 Desember 2024.
Perilaku manipulatif biasanya ditandai dengan orang yang suka berbicara tujuan mereka secara implisit. Orang yang sifatnya manipulatif ini tidak akan menyampaikan keinginan atau tujuan secara langsung namun membuat korbannya ragu ata bingung untuk kemudian menguasai mereka.
Maka dari itu, cara menanggapinya adalah dengan membuat batasan dan mempertegas apa maksud dan tujuan. Batasan ini juga dilakukan untuk diri sendiri, misalnya memerhatikan sejauh mana diri kita akan bertindak dan apakah hal itu sesuai dengan prinsip diri sendiri.
"Kemudian kalau misalnya nanti kita emang harus berinteraksi sama dia, ketika dia meminta kita untuk melakukan sesuatu, kita harus yakin, percaya diri bahwa kita punya batasan dan menghargai batasan kita sendiri. Kita komunikasi secara asertif namanya. Kita bilang, maaf aku belum bisa nih ngelakuin hal yang kamu mau lakukan karena menurutku itu nggak sesuai nih sama value aku. Kita harus berani untuk mengungkapkan itu. Supaya lagi-lagi kita nggak ngelakuin sesuatu yang sebenarnya untuk kepentingan dia, bukan untuk kepentingan kita sendiri," papar sang Psikolog.