Perempuan sebagai Pelopor Inovasi Teknologi dan Kecanggihan AI, Wamen Dikti Saintek Tegaskan Tak Ada Perbedaan Gender
- VIVA.co.id/Rizkya Fajarani Bahar
Jakarta, VIVA – Perempuan memegang peran strategis dalam menciptakan inovasi teknologi, menghadirkan perspektif yang beragam dan mendalam dalam pengembangan solusi digital. Dari peran sebagai ilmuwan, insinyur, pengembang perangkat lunak, hingga pemimpin teknologi, kontribusi perempuan semakin nyata dalam membentuk masa depan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan.
Kehadiran perempuan dalam industri teknologi turut menginspirasi generasi muda untuk mengejar karier di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika). Hal ini mendorong terciptanya ekosistem inovasi yang lebih setara dan dinamis. Sebagai inovator, perempuan berperan aktif dalam memimpin transformasi digital di berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan keberlanjutan lingkungan.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menegaskan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan antara laki-laki dan perempuan dalam mengembangkan inovasi digital. Hal ini telah dibuktikan berdasarkan sejumlah penelitian ilmiah termasuk penelitian yang ia lakukan sendiri.
"Di kemampuan STEM, itu ada penelitiannya yang sangat jelas sekali termasuk penelitian saya sendiri, yang membuktikan bahwa pada waktu bayi itu lahir kita punya kemampuan matematika dan kemampuan ini. Dasar inovasi dan perkembangan di AI," kata Stella Christie, dalam acara Demo Day Perempuan Inovasi 2024, di Jakarta, Selasa 26 November 2024.
"Sama sekali tidak ada perbedaan gender di dalam kemampuan otak perempuan dan laki-laki," sambungnya.
Di era modern ini, kecerdasan buatan (AI) memiliki dua fungsi utama: meningkatkan efisiensi dan mendukung pengembangan pribadi manusia. Jika dimanfaatkan secara tepat, AI dapat membawa perubahan signifikan di berbagai sektor, termasuk pendidikan tinggi.
Dalam konteks ini, perempuan sering kali memiliki kepekaan lebih terhadap isu-isu di sekitarnya, yang kemudian diolah menjadi solusi inovatif melalui teknologi. Namun, penting untuk selalu mengingat tujuan utama inovasi, yakni menciptakan efisiensi sekaligus mendukung pengembangan diri manusia.
"Kebutuhan ada dua apakah yang membuat jadi lebih efisien, kalau kita lihat yang tadinya tidak ada digital, yang mana kita hanya bisa membagi video, sekarang lebih canggih. Kedua, pengembangan diri, bagaimana kita bisa berkembang jadi manusia yang lebih tinggi kemampuan berpikirnya," jelasnya.