Sewot dan Malah Julid Lihat Unggahan yang Bahagia dan Sukses? Ustaz Hanan Attaki: Itu..

Hanan Attaki
Sumber :
  • YouTube

Jakarta, VIVA – Mengunggah foto di media sosial salah satu hal yang lumrah dilakukan masyarakat. Beberapa konten yang diunggah mulai dari momen liburan ke dalam atau luar negeri. Atau bahkan mengunggah kehidupan pribadi seperti berhasil mendapat prestasi atau dapat membeli barang yang diinginkan cukup lumrah dilakukan.

Hati-hati, Modus Baru Judi Online Merasuki Media Sosial

Namun sayangnya, tidak sedikit dari pengikut kita yang berkomentar julid. Beberapa dari mereka bahkan tak segan untuk memberikan komentar menyakitkan di hati. Lantas mengapa demikian? Scroll lebih lanjut ya.

Terkait hal tersebut, ustaz Hanan Attaki angkat bicara. Diungkapnya, mereka yang sering julid terhadap orang yang sering mengunggah tentang kehidupannya di media sosial adalah orang yang iri dengki.

Kerupuk Melempem? Simak Trik Mudah untuk Membuatnya Renyah Lagi dalam Hitungan Menit!

"Kenapa ya orang agak julid kepada orang yang posting tentang kehidupannya yang bahagia di sosmed. Penyebabnya apa? karena iri melihat orang lain bahagia," kata ustaz Hanan Attaki dikutip dari potongan video yang diunggah di akun gosip @lambegosiip.

Aset Tanah Murah di AS Milik Andika Perkasa Jadi Perbincangan di Medsos

Lebih lanjut diungkap sang ustaz, bahwa jika kita tidak memiliki rasa iri terhadap unggahan orang lain, kita tidak akan berkomentar julid terhadap unggahan tersebut. Toh, kata beliau tidak kita tidak akan rugi apapun ketika orang lain mengunggah foto kebahagiaan di media sosial.

"Kalau enggak iri ya udahlah. Apa sih ruginya kita kalau dia posting tentang kehidupannya yang bahagia? Ruginya buat kita itu apa? kalau kita enggak punya sifat iri ya," ujarnya.

Ilustrasi Gen Z Media Sosial

Photo :
  • Freepik.com

Beliau mengungkap ketika melihat postingan kehidupan pribadi seseorang yang bahagia harusnya bisa menjadi motiviasi untuk diri sendiri, agar bisa mengikuti jejak keberhasilan orang tersebut.

"Harusnya, kalau aku pribadi melihat ada orang yang posting sesuatu kehidupan yang belum aku miliki itu jadi motivasi buat aku. 'Oh dia bisa, harusnya aku juga bisa' gitu bukan 'apa sih kayak gitu-gitu dipamer-pamerin sok gaya' kayak gitu akhirnya jadi hate speech 'pasti itu hasil korupsi, pasti itu istrdajat' bla bla. Kenapa hate speech sama dia? gara-gara dengki," sambungnya.

Ustaz Hanan Attaki juga menjelaskan bahwa ketika kita menanggapi postingan keberhasilan seseorang itu dengan lebih bijaksana. Kita bisa mencari tahu bagaimana orang tersebut menjadi sukses dan mengikutinya. 

"Harusnya 'ih hebat ya dia bisa begitu. Pasti punya amalan apa, pasti dia pintar, pasti dia rajin. Aku juga pengen punya amalan juga' akhirnya kita cari tau alaman seseorang yang jadi crazy rich,” katanya.

“Oh ternyata misalnya amalannya berbakti sama ibu, suka sedekah, oh amalannya menyantuni sekian ratus anak yatim di hari apa. Akhirnya kita punya inspirasi, kalau kita enggak dengki nih, tapi kalau punya dengki melihat itu sakit sendiri. Udahlah kita sakit sendiri, kita juga enggak bagus perilaku ke luar gitu," sambung ustaz Hanan Attaki. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya