Memaafkan Tapi Pilih Tak Komunikasi dengan Orang yang Menyakiti, Bolehkah? Begini Kata Ustaz

Ustaz Hilman Fauzi.
Sumber :
  • Instagram @ahilmanfauzi

Jakarta, VIVA – Dalam kehidupan sosial antar manusia tidak dipungkiri konflik atau perselisihan sering terjadi di antara kita. Perselisihan sendiri dinilai wajar, mereka juga akan saling meminta maaf jika sudah berada di kondisi yang tenang.

Masih Belum Dipenjara, Vadel Badjideh Bakal Cari Cara Buat Komunikasi dengan Lolly

Terkadang, salah satu dari mereka memilih memaafkan namun memutuskan tidak mau lagi berhubungan atau berkomunikasi lagi. Alasannya mereka melakukan hal tersebut lantaran sakit hati yang cukup mendalam. Lantas bagaimana Islam memandang hal tersebut? Bolehkah seseorang memilih untuk tidak lagi berkomunikasi dengan orang lain lantaran hal tersebut? Scroll untuk tahu info lengkapnya, yuk!

Pendakwah, Ustaz A. Hilman Fauzi, rupanya memperbolehkan hal tersebut. Apa alasannya?

Bali Jadi Pusat Dialog PR Dunia, 1.400 Peserta Akan Hadir di WPRF 2024

"Boleh enggak aku maafin dia tapi enggak mau contact lagi sama dia? Cukup artinya 'cukup tau deh' boleh atau tidak? (jawabannya) boleh," ujarnya dalam potongan video yang diunggah di Instagram @rumpi_gosiip, dikutip Senin 4 November 2024.

Ilustrasi pasangan bertengkar

Photo :
  • Freepik/yanalya
Rahasia Mengatur Keuangan Keluarga Zaman Now

Ustaz A. Hilman Fauzi juga menegaskan bahwa tindakan yang dipilih orang tersebut tidak bisa disamakan dengan memutuskan komunikasi atau silaturahmi antar umat. Beliau menyebut tindakan tersebut diambil untuk mencegah orang tersebut membenci orang yang telah menyakitinya.

"Ingat ya jangan samakan ketika engkau menutup komunikasi dengan dia berarti engkau memutus silaturahim, tidak, tidak. Orang yang memutus komunikasi dengan orang yang pernah menyakiti itu dalam rangka membersihkan hati agar tidak membenci kepada orang yang menyakiti," sambungnya. 

Beliau melanjutkan, seseorang memilih untuk tidak lagi membangun komunikasi dengan orang yang telah menyakitinya adalah sebagai bentuk pertahanan. Dia menjaga dirinya agar tidak membenci orang tersebut. 

"Kan logikanya kalau ada yang nyakitin kita  kita benci dia dong? Nah kita menutup diri untuk tidak komunikasi dengan dia agar menjaga hati tidak benci. 'Aku tuh sakit kemarin sama kamu, jangan kau buka lagi dong sakit hati aku'. Makanya udah block, kalau mau diblock, block. Kalau mau diputuskan komunikasi, putuskan. Kalau mau keluar dari grup, silahkan. Jika itu lebih bisa membersihkan hatimu. Jika berada di tempat yang membuat kamu toxic dengan keadaan itu," sambungya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya