Pentingnya Upgrade Diri di Tengah Perubahan yang Pesat

Ilustrasi belajar online.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta, VIVA – Di era yang berkembang pesat seperti sekarang ini, kemampuan untuk terus meng-upgrade diri menjadi kebutuhan yang tak bisa diabaikan. Tidak hanya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi, tetapi juga untuk memastikan bahwa setiap individu tetap relevan dalam dunia kerja dan mampu memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat.

Budi Gunawan Ingatkan Sanksi Pidana Bagi Aparat yang Tak Netral di Pilkada

Kemampuan untuk beradaptasi dan meningkatkan keahlian, baik dalam keterampilan teknis maupun soft skills, menjadi kunci utama untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Scroll lebih lanjut ya.

Mengupgrade diri berarti lebih dari sekadar mempelajari keterampilan baru; ini adalah tentang membuka diri terhadap perubahan, berpikir lebih maju, dan mengembangkan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Dengan terus belajar dan beradaptasi, seseorang dapat mengembangkan kapasitas dirinya, sehingga tidak hanya menjadi pribadi yang lebih kompeten, tetapi juga lebih siap dalam menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.

Perludem Temukan 3 Ribu Lebih Kasus Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN di Pilkada Serentak 2024

Salah satu contoh nyata pentingnya mengupgrade diri terlihat dalam program pelatihan digitalisasi dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang diberikan kepada lebih dari seribu Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia. Program ini adalah hasil kerja sama antara Lembaga Administrasi Negara (LAN), Tony Blair Institute for Global Change (TBI), dan Apolitical, yang diluncurkan baru-baru ini. Melalui pelatihan ini, ASN diharapkan dapat memperkaya keahlian mereka di bidang AI dan digitalisasi, sehingga mampu memberikan pelayanan publik yang lebih efisien dan inovatif.

Wamendagri: Pemerintah Membutuhkan Pelayanan Publik Berkompetensi dan Berkarakter

Plt. Kepala LAN, Dr. Muhammad Taufiq, DEA, dalam kesempatan penandatanganan MoU program ini, menekankan bahwa setiap ASN harus menguasai kemampuan digital dan memiliki mindset digital agar dapat mendukung keberhasilan transformasi digital.

"Transformasi digital ini akan menjadi enabling factor yang akan mampu membangkitkan ekonomi digital yang diprediksi akan berkontribusi sebesar 20 persen dari produk domestik bruto (PDB). Terkait hal tersebut, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dengan penetrasi digital yang cukup besar hampir 80 persen dari 280 juta penduduk Indonesia," katanya.

Pelatihan Artificial Intelligence/AI

Photo :
  • ist

Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa upaya untuk mengupgrade diri bukan hanya menjadi kebutuhan personal, tetapi juga menjadi tanggung jawab profesional, terutama bagi ASN yang memiliki tugas sebagai pelayan masyarakat. Ketika ASN mengembangkan keahlian baru dalam digitalisasi dan AI, mereka tidak hanya meningkatkan kemampuan diri sendiri, tetapi juga turut serta dalam mewujudkan Visi Emas Indonesia 2045.

Program 'Government AI Campus' ini menjadi salah satu contoh bagaimana peningkatan keterampilan dapat berdampak luas pada efektivitas dan kualitas pelayanan publik. TBI dan Apolitical menyediakan modul pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, memastikan bahwa pengetahuan yang diberikan benar-benar relevan dengan tantangan yang dihadapi ASN. 

“Dampak dari modul pembelajaran ini sangatlah besar, khususnya karena pegawai ASN adalah garda terdepan pelayanan publik bagi 280 juta penduduk Indonesia. Agar Indonesia dapat segera menjadi negara maju dan sejahtera, kita harus memastikan bahwa roda mesin penggerak pelayanan publik kita diperkuat dengan keterampilan digital dan AI kelas dunia," ujar Country Director TBI Indonesia, Shuhaela F. Haqim.

Mengupgrade diri di era ini tidak hanya tentang mempelajari teknologi terbaru, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis, mengasah kreativitas, dan memperkuat keterampilan komunikasi. Seiring dengan digitalisasi yang semakin masif, kebutuhan akan pemimpin dan pelayan masyarakat yang mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan solusi inovatif juga semakin mendesak. Oleh karena itu, mengembangkan diri secara terus-menerus menjadi kunci untuk tetap relevan dan berkontribusi dalam dunia yang terus berubah.

Hal ini juga ditekankan oleh Chief Partnership Officer Apolitical, Pooja Warier Hamilton, saat menjelaskan pentingnya program 'Government AI Campus'. Ia menyatakan, “Kami meluncurkan program ‘Government AI Campus’ untuk menjadi pemangku kebijakan, pembeli, dan pengguna AI yang lebih baik. Kami bangga dapat bermitra dengan LAN-RI dan TBI untuk mempersiapkan seribu pegawai negeri Indonesia memimpin di era AI.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya