Salut! Begini Cara Indonesia Food Bank Ubah Nasib Ribuan Anak Melawan Gizi Buruk

Idho Meilano dan relawan Indonesia Food Bank
Sumber :
  • Dok. Indonesia Food Bank

Banten, VIVA – Masalah pangan dan gizi masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Banyak keluarga yang masih belum mendapatkan akses yang memadai terhadap makanan bergizi. Hal ini berdampak buruk pada perkembangan fisik dan mental anak-anak, serta mengancam masa depan generasi muda Indonesia.

Cara Cegah Anemia dan Stunting di Kalangan Ibu Hamil dan Remaja Putri

Di tengah tantangan ini, keberadaan organisasi seperti Indonesia Food Bank (IFB) menjadi sangat penting. Mereka berperan dalam membantu masyarakat miskin yang mengalami kekurangan gizi.

Idho Meilano: Pendiri dan Pemimpin Indonesia Food Bank

Anak Lebih Pendek dari Temannya? Bisa Jadi Alami Short Stature

Idho Meilano dan relawan Indonesia Food Bank

Photo :
  • Dok. Indonesia Food Bank

Idho Meilano Kurniawan Putra, lahir di Cirebon, Jawa Barat, pada 10 Mei 1991, adalah tokoh di balik berdirinya Indonesia Food Bank. Sebagai Presiden IFB, Idho memfokuskan perhatian pada anak-anak yang kekurangan gizi di Indonesia.

WHO Sebut Gegara Israel 8.000 Anak Gaza Menderita Kekurangan Gizi

Bersama teman-temannya, Idho bergerak untuk mencari donatur yang mau menyumbangkan makanan bergizi dan susu. Makanan ini kemudian diberikan kepada anak-anak dari keluarga miskin yang membutuhkan.

Sejak mendirikan IFB pada 21 Februari 2016, Idho bersama sekitar 500 anggotanya telah menyebar kegiatan mereka di berbagai daerah, seperti Mataram (Nusa Tenggara Barat), Bandung, Bogor (Jawa Barat), dan Banyumas (Jawa Tengah).

Berkat inisiatif ini, Idho pernah mendapatkan penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Award 2018 oleh PT Astra International Tbk. Idho menjadi salah satu dari ratusan pemuda yang menginspirasi dan memberikan dampak positif ke masyarakat.

Sejarah dan Visi Indonesia Food Bank

Idho Meilano dan penerima makanan dari Indonesia Food Bank

Photo :
  • Dok. Indonesia Food Bank

Motivasi Idho mendirikan IFB berawal dari keprihatinannya terhadap anak-anak kurang gizi di Indonesia. Menurut Idho, kekurangan gizi dapat berdampak buruk pada kecerdasan dan kesehatan anak, sehingga penting untuk memberikan perhatian khusus pada masalah ini. 

“Masih banyak masyarakat yang belum paham tentang food bank dan masih minim pengetahuan tentang food waste,” ungkap Idho.

Pengalaman selama mengikuti program pertukaran pelajar di Kanada turut membentuk visinya. Selama berada di sana, Idho sempat mengunjungi Colchester Food Bank, yang menjadi inspirasi dalam mendirikan IFB di Indonesia.

Meski gerakan food bank di Indonesia belum seefektif yang ada di negara-negara lain, Idho dan timnya terus berupaya mencari sponsor untuk mendanai kegiatan mereka. Aksi pertama mereka dimulai pada tahun 2016 di Cirebon, Jawa Barat, di mana mereka mendistribusikan makanan bergizi kepada anak-anak. Kemudian, pada tahun 2017, IFB berhasil mendampingi anak-anak yang mengalami gizi buruk hingga kondisi kesehatan mereka membaik.

Mayoritas anggota IFB adalah pelajar, namun juga terdapat pegawai swasta, PNS, wiraswasta, dan guru, yang turut serta dalam gerakan ini. Setiap hari Minggu, para anggota berkeliling untuk mendatangi anak-anak yang kekurangan gizi, memastikan mereka mendapatkan pendampingan yang diperlukan.

Program dan Inisiatif Indonesia Food Bank

Pembagian makanan dari Indonesia Food Bank

Photo :
  • Dok. Indonesia Food Bank

Indonesia Food Bank telah meluncurkan berbagai program, Idho dan timnya fokus pada pendampingan gizi anak-anak hingga tuntas, memastikan bahwa bantuan yang mereka berikan berdampak nyata dan jangka panjang.

“Kalau di luar negeri tidak ditemui orang yang gizi buruk, tetapi di Indonesia masih ada. Fokus kami adalah memerangi kelaparan dan gizi buruk itu,” tegas Idho.

“Kami tidak ingin hanya sekadar memberi makanan lalu pergi. Pendampingan gizi sampai tuntas adalah fokus utama kami,” lanjutnya.

Puluhan ribu orang telah merasakan manfaat dari kegiatan IFB. Selain itu, para relawan dan donatur yang terlibat secara berkelanjutan dalam gerakan ini juga menjadi kunci kesuksesan.

Seringkali, karena kendala jarak dan waktu, donatur memberikan uang alih-alih makanan. Namun, IFB memastikan bahwa semua bentuk donasi diubah menjadi bahan pangan yang dapat langsung dimanfaatkan oleh penerima bantuan.

Pentingnya Kolaborasi dan Dukungan Komunitas

Idho percaya bahwa untuk mencapai tujuan yang lebih besar dalam menangani masalah pangan dan gizi, kolaborasi dengan berbagai pihak sangatlah penting. Bekerja sama dengan organisasi lain, pemerintah, dan masyarakat luas adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang nyata.

Dengan sinergi yang baik, gerakan ini bisa lebih luas menjangkau anak-anak yang membutuhkan dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi.

Harapan untuk Masa Depan

Melalui Indonesia Food Bank, Idho berharap masa depan pangan dan gizi di Indonesia bisa menjadi lebih baik. IFB terus melangkah maju dengan komitmen untuk memerangi kelaparan dan gizi buruk di Indonesia, memberikan harapan kepada ribuan anak-anak untuk hidup lebih sehat dan berdaya di masa depan.

Ilustrasi bayi.

Genjot Terus Target Stunting 14 Persen di 2024, Ini Cara yang Ditempuh

Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2024 ini. Hal itu didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021.

img_title
VIVA.co.id
5 Juli 2024