Viral Ceramah Guru Ungkap Pacaran di Usia Remaja Pilihan Buruk, Rusak Mental dan Ganggu Pendidikan

Ilustrasi remaja pacaran
Sumber :
  • Pixabay/ Nguyen Minh Dai

Jakarta, VIVA – Masa sekolah adalah waktu di mana anak-anak tumbuh belajar tentang materi pelajaran hingga cara bersosialisasi dengan orang lain. Tak jarang, ada bumbu-bumbu percintaan terjadi di bangku sekolah yang membuat para siswa mulai merasakan ketertarikan satu sama lain lalu pacaran di usia yang masih remaja.

Guru di Jepang Ikutan Dibuat Bingung 90+6=99

Padahal, berpacaran tidak selamanya akan menyenangkan bagi semua orang. Tak jarang, ada konflik antar pasangan yang harus dihadapi sementara siswa sekolah juga masih punya tanggung jawab atas pendidikan mereka di bangku sekolah. Alhasil, urusan pelajaran jadi tak karuan karena terdampak pada masalah percintaan maupun patah hati.

Menurut seorang guru di SMKN 1 Dawuan, Subang, Jawa Barat, yang bernama Hj. R. Eris Garini, S.Pd., M.I.Kom, kondisi mental anak-anak yang tidak berpacaran semasa sekolah justru akan lebih sehat dari pada mereka yang sudah lebih dulu mengenal cinta.

Viral! Puluhan Pengunjung Tercebur ke Danau dari Jembatan Taman Cadika Medan

"Anak-anak yang memilih secara sadar untuk tidak berpacaran di usia sekolah, mentalnya lebih sehat. Lihat kalian. Teman-temanmu yang pacaran bawaannya ngeluh aja, curhat aja, gandeng (berisik). Betul tidak? Mental kalian akan lebih sehat nak karena nggak banyak tuh yang namanya ke distract selalu aja dipikirin. Masalah ini, begini. Buang-buang waktu," ungkap Ibu Hj. R. Eris Garini, S.Pd., M.I.Kom, mengutip video TikTok @officialsmkn1dawuan, Senin 14 Oktober 2024.

Pengendara yang Juga Anggota Komunitas Terios-Rush Minta Maaf Usai Ugal-ugalan di Jalan Tol

Ketika anak-anak sekolah yang tidak berpacaran memilih fokus pada pendidikan saja, maka mereka akan jauh lebih mudah menyerap ilmu pelajaran karena tidak ada gangguan pikiran yang lainnya. Anak-anak tersebut juga bisa mengasah skillnya sendiri tanpa memikirkan urusan dengan pacarnya.

Apalagi di zaman sekarang ini, gaya berpacaran anak-anak muda sudah sangat dekat hingga mereka suka bercerita apapun soal kehidupan serta meminta pendapat atas keputusan yang ingin diambil. Padahal, dalam masa remaja itulah anak-anak harus mampu belajar membuat keputusan sendiri untuk masa depannya.

"Kalian lebih bisa mengembangkan karakter baik, karakter mandiri karena kalian nggak apa-apa minta konsultasi sama pacarnya, kayak bosnya aja. Mandiri ngambil keputusan, oke ini bagus untukku. Ini sesuai kebutuhanku. Ini bagus skillnya buat masa depanku," jelasnya.

Belum lagi anak-anak yang akhirnya terbayang ingin menikah di usia muda. Tidak sedikit yang merasa ingin segera mengesahkan hubungan dengan pacarnya supaya bisa bertemu setiap hari di bawah atap yang sama.

Padahal, rumah tangga lebih dari sekedar perasaan cinta. Nantinya akan ada banyak cobaan mulai dari urusan mengurus rumah, anak, hingga finansial yang berantakan. Hal ini lantas menjadi tamparan keras bagi setiap orang yang mendambakan pernikahan hanya karena rasa cinta. 

"Tubuh fisikmu, tubuh mentalmu, tubuh emosimu belum siap untuk menjalankan rumah tangga. Kau pikir yang namanya cinta itu cukup untuk rumah tangga? Nggak. Cinta tidak selalu bisa menyelesaikan semua masalahmu. malah pengen nikah muda, kau pikir nikah muda gampang? Setiap hari cinta-cintaan? Tidak," tegas guru tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya