Asuransi Kesehatan Individu Dinilai Masih Buruk, Apa Penyebabnya?
- pexels.com/Pixabay
Jakarta, VIVA – Salah satu tantangan besar yang dihadapi industri asuransi jiwa saat ini adalah performa buruk produk asuransi kesehatan individu (Individual Health Insurance).
Hal ini dipicu oleh peningkatan klaim kesehatan yang diiringi oleh tingginya inflasi medis dalam beberapa tahun terakhir. Scroll untuk informasi selengkapnya!
Penyebab utamanya adalah harga dasar (base pricing) yang terlalu rendah, penyesuaian tarif yang belum sesuai dengan inflasi medis dan kebijakan underwriting yang kurang tepat.
Atas dasar itulah Re Actuarial Seminar (IAS) 2024 kembali digelar. Acara IAS tahun ini mengangkat isu-isu penting seputar perkembangan produk kesehatan, pengembangan produk penyakit kritis (critical illness), serta berbagai tantangan dan solusi terkait bisnis Asuransi dan Reasuransi Jiwa.
Topik utama yang dibahas pada Indonesia Re Actuarial Seminar (IAS) 2024 antara lain, Navigating Individual Health Insurance For More Sustainable Portfolio, What Experience Studies Reveal About Critical Illness Insurance In Indonesia, dan The Risk of Underwriting Term Application.
Selain itu, produk penyakit kritis (Critical Illness) juga menjadi sorotan dalam IAS 2024.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat dalam sambutannya menekankan perlunya diskusi antar perusahaan asuransi untuk memecahkan masalah bersama.
“Yang paling penting untuk kita bangun adalah ekosistem asuransinya, siapkan resolusi untuk potensial risiko yang akan terjadi, proses bisnisnya dipermudah dan efektif. Kita cari titik temu untuk menggarap ekosistem ini secara bersama,” ujar Delil Khairat, dalam keterangannya, dikutip Minggu 22 September 2024.
“Saya harap diskusi semacam ini bisa dipersering dan bisa menemukan akar permasalahan industri asuransi jiwa yang selama ini kita hadapi,” sambungnya.
IAS 2024 diharapkan dapat memberikan wawasan baru serta solusi konkret bagi para pelaku industri dalam mengatasi tantangan yang ada, serta menciptakan portofolio produk yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Direktur Keuangan dan Aktuaria, Maria Elvida Rita Dewi juga berharap dengan terselenggaranya Indonesia Re Actuarial Seminar (IAS) 2024 dapat menjalin dan juga meningkatkan hubungan baik dengan ceding sebagai mitra bisnis di market asuransi jiwa.
“Selain itu, kami juga berharap acara IAS 2024 bisa jadi pemicu terciptanya acara-acara serupa yang dapat meningkatkan wawasan tentang industri perasuransian,” ucapnya.