BPOM Rilis Program Orangtua Angkat untuk Keamanan Pangan

Ilustrasi BPOM
Sumber :
  • VIVA/ David Rorimpandey

Jakarta, VIVA – Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2018 terdapat 1,9 juta industri manufaktur makanan dan minuman skala kecil dan mikro atau 99,6 persen dari seluruh industri manufaktur makanan dan minuman di Indonesia. 

Bulog Kini Langsung Diawasi Prabowo, Zulhas: Enggak Bisa Komersial Lagi

Sektor makanan dan minuman menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) industri non migas terbesar (34%). Sedangkan menurut Statistik E-commerce (BPS, 2020), jenis barang/jasa yang paling banyak terjual melalui e-commerce pada tahun 2019 adalah makanan, minuman, dan bahan makanan, yaitu sebesar 30,95 persen dari keseluruhan usaha yang menjadi sampel. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Melihat peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMK) dan juga pangan olahan yang sangat signifikan ini, maka perlu didukung dengan keberpihakan pada kemudahan berusaha serta peningkatan kapasitas UMKM untuk menghasilkan produk berkualitas secara berkesinambungan.

Daftar Harga Pangan 21 November 2024: Telur Ayam hingga Minyak Goreng Naik

Maka dari itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menginisiasi program Orang Tua Angkat Pemberdayaan UMK Pangan Olahan. 

Berkat Program Pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku, Petani Ini Berhasil Kembangkan Budidaya Alpukat

Ema Setyawati, S.Si., Apt., ME., Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan (PMPU PO) BPOM, mengatakan, bahwa UMKM di Indonesia memiliki daya saing tinggi sehingga dapat mendukung perkembangan perekonomian pribadi dan nasional. 

“Salah satu faktor yang membuat daya saingnya tetap tumbuh adalah supply chain berupa bahan baku, pengolahan, pembeli, dan pengantaran. Kualitas produk, kebersihan dapur, dan berbagai peraturan BPOM lainnya mengenai standar keamanan pangan juga harus diperhatikan dan ditaati oleh para pelaku UMK,” ujar Ema dalam keterangannya, dikutip Selasa 27 Agustus 2024. 

Salah satu dari belasan perusahaan di industri pangan olahan yang menjadi Orang Tua Angkat bagi UMK Pangan Olahan BPOM adalah Frisian Flag Indonesia (FFI). Dukungan ini ditunjukan dengan menggelar kegiatan Teras Perwira x Frisian Flag: Hari UMK.

Andrew F. Saputro, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, mengatakan bahwa peran FFI selaku Orang Tua Angkat UMK Pangan Olahan Program BPOM adalah amanat yang diemban untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa Indonesia, khususnya pelaku UMK. Kontribusi ini disalurkan lewat sosialisasi dan edukasi pangan sehat dan aman.

“Kesadaran akan produksi pangan sehat dan aman akan meningkatkan daya saing UMK Pangan Olahan dan diharapkan akan meningkatkan penjualan dan kesejahteraan pelaku UMK. Kolaborasi ini adalah salah satu program yang kami tujukan untuk membantu mewujudkan misi FFI membangun Indonesia yang sehat, sejahtera, dan selaras, yang selaras dengan visi kami yaitu, Nourishing Indonesia to Progress,” ujarnya.

Rangkaian program Teras Perwira x Frisian Flag: Hari UMKM ini, terdiri dari kegiatan lokakarya kreatif, di mana FFI akan memfasilitasi pelaku UMKM, khususnya merchant GrabFood, dengan rangkaian produk mulai dari kental manis hingga susu cair. 

FFI dan komunitas serta BPOM akan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada sekitar 80-100 merchant GrabFood dari berbagai daerah di Jabodetabek tentang sertifikasi keamanan pangan. Program ini sendiri menargetkan 400 UMK yang ada di 4 kota di Jabodetabek, Karawang, Serang dan Cilegon agar dapat mengembangkan potensi usahanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya