Sering Digunakan untuk Sehari-hari, Produk Plastik Rupanya Temui Hambatan
- Pexels/Cup of Couple
Jakarta, VIVA – Produk plastik telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita. Dari kemasan makanan hingga perangkat medis, plastik digunakan di berbagai sektor karena kepraktisannya, daya tahan, dan biaya yang relatif murah.
Masalah kesehatan dan lingkungan yang terkait dengan plastik juga mempengaruhi industri plastik di Indonesia. Scroll lebih lanjut.
Industri plastik dalam negeri saat ini tengah menghadapi tekanan besar dari maraknya impor produk plastik, terutama dari negara-negara ASEAN dan China. Produk plastik impor ini sering kali lebih murah, sehingga meningkatkan persaingan di pasar domestik dan mengancam kelangsungan industri plastik lokal.
Namun, jika kita melihat masalah ini dari sudut pandang kesehatan, tantangan yang dihadapi oleh industri plastik Indonesia dapat menjadi peluang untuk perubahan positif. Maraknya produk plastik impor, yang sering kali tidak memiliki standar kesehatan yang ketat seperti di negara asal, menambah risiko kesehatan bagi konsumen Indonesia. Oleh karena itu, industri plastik dalam negeri dapat memanfaatkan ini dengan meningkatkan standar kualitas dan keamanan produk mereka, yang dapat menjadi keunggulan kompetitif di pasar.
Dalam konteks kebijakan, evaluasi proteksi terhadap industri plastik hulu yang disampaikan oleh Forum Lintas Asosiasi Industri Plastik Hilir Indonesia (FLAIPHI) juga relevan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh produk plastik. Seperti yang dibahas sebelumnya, FLAIPHI mengusulkan agar kebijakan proteksi berupa Bea Masuk digantikan dengan insentif pajak atau bentuk insentif lainnya yang dapat mendorong pengembangan industri plastik yang lebih efisien dan berkelanjutan.
"Jika dampak tersebut belum terlihat signifikan, maka pemberlakuan lartas (larangan dan pembatasan) dengan syarat yang lebih ketat perlu dikaji ulang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan peluang bagi industri hilir plastik dalam negeri untuk meningkatkan kapasitas produksinya, yang pada gilirannya akan membutuhkan bahan baku plastik dalam jumlah lebih besar. Kondisi ini tentu akan berdampak positif bagi industri hulu yang memproduksi BBP, kata juru bicara FLAIPHI, Henry Chevalier.
Dengan kebijakan yang lebih adaptif dan mendukung pengembangan industri plastik yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global tetapi juga melindungi kesehatan masyarakat. Industri plastik yang lebih maju dapat berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menciptakan produk plastik yang lebih aman dan ramah lingkungan, yang pada akhirnya akan mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan manusia.