10 Tradisi Unik Perayaan Hari Kemerdekaan RI di Berbagai Daerah Indonesia yang Harus Diketahui
- ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Jakarta, VIVA – Indonesia dikenal dengan keberagaman budayanya, yang semakin terlihat jelas saat merayakan hari besar nasional seperti Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) pada 17 Agustus.
Selain upacara pengibaran bendera dan berbagai kegiatan umum seperti perlombaan dan konser, sejumlah daerah di Indonesia memiliki tradisi unik yang menjadi ciri khas mereka dalam memperingati hari kemerdekaan.
Berikut adalah beberapa tradisi unik yang dirayakan di berbagai daerah di tanah air, seperti dikutip dari laman Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif:
1. Peresean di Lombok
Tradisi Peresean berasal dari Lombok dan merupakan kesenian tradisional dari Suku Sasak. Setiap 17 Agustus, tradisi ini dipertunjukkan di hadapan publik sebagai bagian dari perayaan kemerdekaan.
Peresean adalah pertarungan adu ketangkasan di mana para peserta saling menyerang menggunakan senjata rotan dan perisai. Selain sebagai hiburan, Peresean juga mengandung pesan moral yang mendalam, yaitu menggambarkan tali persaudaraan dan semangat kebersamaan.
2. Pawai Jampana di Bandung
Di Bandung, tradisi Pawai Jampana menjadi salah satu acara meriah yang dilakukan setiap HUT RI. Dalam pawai ini, warga membawa tandu yang berisi berbagai makanan, hasil bumi, dan kerajinan tangan. Setelah pawai selesai, makanan yang dibawa dalam tandu tersebut akan dibagikan kepada masyarakat, menciptakan suasana penuh keceriaan dan kebersamaan di antara warga kota kembang.
3. Tirakatan di Jawa
Tirakatan adalah tradisi yang dilaksanakan di malam 16 Agustus oleh masyarakat Jawa. Pada malam tersebut, warga dan pejabat desa berkumpul untuk mengenang jasa pahlawan, mengheningkan cipta, dan memanjatkan doa. Acara ini kemudian dilanjutkan dengan doa makan bersama serta kegiatan lain seperti pengumuman dan penyerahan hadiah lomba, mempererat tali silaturahmi antarwarga.
4. Sepakbola Durian di Kebumen
Kebumen memiliki tradisi unik dalam merayakan 17 Agustus yang cukup ekstrem, yaitu Sepakbola Durian. Dalam lomba ini, bola yang digunakan adalah buah durian, bukan bola sepak biasa. Karena kesulitan dan tantangan dalam permainan ini, lomba Sepakbola Durian hanya diikuti oleh anggota forum spiritual atau laskar Densus 99, sementara warga lainnya menyaksikan dan meramaikan acara.
5. Barikan di Malang
Barikan adalah tradisi dari Malang yang dilaksanakan pada malam 16 Agustus. Dalam acara ini, masyarakat melakukan syukuran di lapangan atau jalan, melaksanakan doa bersama, menyanyikan lagu kebangsaan, dan makan bersama. Barikan tidak hanya sebagai bentuk syukur, tetapi juga mempererat silaturahmi di antara warga.
6. Telok Abang di Palembang
Di Palembang, salah satu tradisi unik adalah Telok Abang, yang melibatkan pembuatan mainan khas dari gabus. Selama perayaan HUT RI, masyarakat Palembang menghias rumah, gapura, dan area publik dengan mainan dari gabus yang berwarna-warni dan menarik perhatian.
7. Lomba Sampan Layar di Batam
Lomba Sampan Layar adalah tradisi yang sudah ada sejak 1965 di Batam. Dalam lomba ini, peserta berlomba dengan perahu layar yang telah dihias secara kreatif. Lomba ini tidak hanya menarik bagi warga Batam, tetapi juga bagi turis domestik yang ingin menyaksikan atau ikut berpartisipasi dalam perayaan kemerdekaan ini.
8. Obor Estafet di Semarang
Obor Estafet adalah tradisi yang dilakukan di Semarang, di mana peserta berlari dengan membawa obor yang menyimbolkan semangat perjuangan pahlawan. Tradisi ini telah digelar selama lebih dari 30 tahun dan menjadi simbol semangat nasionalisme dan penghormatan terhadap perjuangan kemerdekaan.
9. Lomba Dayung di Banjarmasin
Lomba Dayung di Sungai Martapura, Banjarmasin, merupakan tradisi yang telah ada sejak 1924. Lomba ini melibatkan para atlet dayung yang telah terseleksi dan dikenal keahliannya. Lomba Dayung juga dikenal di luar negeri dan sering menarik perhatian pengunjung dari berbagai daerah.
10. Pacu Kude di Aceh
Pacu Kude adalah tradisi balap kuda yang berasal dari Aceh dan sudah ada sejak 1956. Tradisi ini melibatkan balapan kuda hasil persilangan antara kuda Australia dan Gayo. Kuda dianggap sebagai simbol perjuangan rakyat Aceh, dan lomba ini merupakan salah satu acara yang sangat dinanti setiap tahun.