Bukan Soal Aurat Saja, Ini Kesalahan Besar Buat Perempuan Lebih Banyak Masuk Neraka, Naudzubillah

Ilustrasi wanita menangis.
Sumber :
  • Freepik

VIVA Lifestyle – Sejak kecil, perempuan diposisikan sebagai sosok istimewa. Dalam pandangan Islam, peranannya membentang dari membuka pintu surga untuk ayahnya hingga menjadi pilar keutamaan agama suaminya saat dewasa. 

Reza Artamevia Beri Wejangan Menohok Jelang Pernikahan Aaliyah: "Siap Mengabdi pada Suami?"

Sebagai seorang ibu, surga dipercayai berada di telapak kakinya. Namun, mengapa sering kali kita mendengar anggapan bahwa lebih banyak perempuan yang menjadi penghuni neraka?

Salah satu penyebab perempuan menjadi penghuni neraka adalah yakfurnal 'asyir, demikian penjelasan dari ustaz Rifky Ja'far Thalib. Dijelaskannya, yakfurnal 'asyir adalah tindakan wanita yang kufur atas kebaikan suaminya.

Hard Gumay Ramal Penyanyi Senior Berinisial K Bakal Cerai, Netizen Tebak Nama Ini

"Ini mohon maaf ya untuk pemirsa yang perempuan, karena biasa kalau perempuan kan gampang baper. Rasulullah SAW bersabda 'satu sebab yang menjadikan banyak wanita itu masuk neraka' apa sebabnya? Yafurnal asyir, karena para wanita itu kufur atas kebaikan suaminya," jelasnya dikutip dari potongan video yang diunggah di akun TikTok @dakwah pendek.

Cara Gilga Sahid Memuji Happy Asmara Sebagai Istrinya

Diungkap ustaz Rifky Ja'far Thalib oleh Rasulullah dijelaskan, apa penjelasan kufur pada suami? Tidak berterima kasih atas kebaikan suami. 

"Apa penjelasannya? Apabila si wanita itu melihat satu keburukan dari suaminya, satu kesalahan suaminya. Maka menghilangkan kebaikannya sepanjang tahun. Jadi satu keburukan menjadikan dia lupa kebaikan suaminya yang lain," ujarnya.

Pesan untuk perempuan di luar sana, jika kalian masih memendam karakter seperti di atas, penilaianmu terhadap suaminya seperti itu tidak akan membuahkan apa-apa selain bertambah kuatnya rasa bencimu kepada pasanganmu.

Tak hanya itu, sikap seperti itu juga tidak dapat memberikan solusi untuk memperbaiki kesalahan dan kekhilafan suami. “Berpikir dan berilah penilaian secara obyektif. Tak ada manusia yang sempurna. Belajarlah untuk senantiasa menjadi istri yang bersyukur dan pandai mengelola perasaan Anda lebih baik lagi.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya