Anofial Asmid Protes Atta Gak Dipanggil Haji, Ustaz Adi Hidayat: Itu Pengingat Bukan Kebanggaan

Ustaz Adi Hidayat (UAH)
Sumber :
  • YouTube: Ustaz Adi Hidayat

VIVA Lifestyle – Para jamaah haji kini telah menyelesaikan semua rangkaian ibadah di Tanah Suci dan kembali ke Tanah Air. Seperti yang diketahui dalam budaya masyarakat Indonesia, biasanya orang yang kembali setelah beribadah haji akan mendapatkan gelar atau panggilan baru yakni Pak Haji atau Bu Haji.

Hasil Mudzakarah Terkait Hukum Gunakan Nilai Investasi BPIH sampai Hukum Dam di Luar Tanah Haram

Beberapa orang mungkin menghilangkan gelar tersebut karena merasa sungkan atau tidak perlu, tetapi banyak juga yang merasa gelar itu harus diucapkan mengingat ia telah menyempurnakan rukun Islam yang ke-5. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Seperti yang baru-baru ini terjadi saat momen lamaran Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid. Di mana MC memanggil nama Atta Halilintar tanpa gelar haji, kemudian sang pembawa acara diprotes oleh ayah Atta, Anofial Asmid. Lantas, apakah panggilan Pak/Bu Haji itu diperlukan?

Atta Halilintar Cemburu Aurel Hermansyah Makin Cantik, Sampai Dilarang Gym di Luar

Ilustrasi ibadah haji.

Photo :
  • MCH 2023

Menurut Ustaz Adi Hidayat, tidak ada ibadah yang menghasilkan gelar. Baik ibadah sehari-hari seperti salat, zakat, atau puasa, hingga ibadah haji. Bahkan, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat tidak pernah menggunakan gelar haji di nama depannya. 

Tidak Ingin Ada Isu Korupsi di Musim Haji 2025, Kemenag Gandeng KPK dan Kejaksaan

"Ibadah itu tidak melahirkan gelar seperti halnya gelar-gelar dunia. Ibadah itu tidak," kata Ustaz Adi Hidayat, mengutip video YouTube Al Hanif, Senin 24 Juni 2024.

Panggilan Pak/Bu Haji sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Tetapi juga masyarakat Arab. Justru, panggilan gelar itu mulanya dari masyarakat Arab yang tujuannya adalah memberikan peringatan pada orang yang sudah menjalani ibadah haji.

Seperti diketahui, ibadah haji mempunyai pahala yang sangat besar hingga memberikan jaminan surga pada orang yang sungguh-sungguh menjalaninya. Di momen haji itulah, umat Muslim menghapus dosa dan memantapkan hatinya dalam beriman kepada Allah SWT.

Oleh sebab itu, sepulangnya dari ibadah haji sikap dan perbuatan seseorang juga harus ikut berubah. Akan menjadi sia-sia ibadah hajinya apabila orang tersebut melakukan dosa dan maksiat lagi.

"Maka ketika orang itu kembali ke tempat masing-masing atau setelah haji, maka orang memanggil begini 'Ya Al Hajj, Ya Al Hajj' maksudnya kalimat pengingat. 'Pak Haji, antum ini sudah haji. Jangan sampai perjuangan dalam haji dilunturkan kembali oleh keburukan yang menghilangkan pahala haji'. Karena kalau haji ditunaikan dengan benar, haji mabrur pahalanya MasyaAllah tidak ada yang sebanding kecuali surga," jelas Ustaz Adi Hidayat.

"Jadi kalimat haji itu asalnya adalah pengingat bahwa kita sudah menunaikan ibadah besar, ada surga di hadapan kita, jangan dikotori lagi dengan maksiat. Jadi, itu kalimat pengingat bukan kebanggaan," sambungnya.

Mengutip pada QS. Al-Baqarah ayat 197, Ustaz Adi Hidayat menekankan bahwa untuk beribadah haji seseorang perlu rasa takwa yang sangat kuat dan untuk meningkatkan keimanannya pada Allah SWT. Apabila ada orang yang memberatkan gelar haji miliknya dari pada rasa imannya itu sendiri, maka pahala selama beribadah haji yang didapatkan tidak akan berguna.

"Berbekal lah pada saat haji, bekal terbaik itu takwa. Jadi bukan mencari gelarnya, karena ibadah itu tidak melahirkan gelar," kata Ustaz Ad Hidayat.

"Yang paling dikejar dalam ibadah itu adalah predikat takwa karena tujuan setiap ibadah itu puncaknya takwa," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya