Limbahnya Rugikan Negara Rp231 Triliun Per Tahun, Yuk Kelola Sampah Makanan di Rumah
- Pixabay/Romi
JAKARTA – Makanan yang dikonsumsi setiap hari tak jarang menyisakan sampah yang akhirnya menumpuk hingga membuat Indonesia berada di daftar penghasil sampah makanan terbanyak di seluruh dunia.
Setidaknya, Indonesia menghasilkan hingga 20,93 juta ton sampah makanan setiap tahunnya. Dari sampah makanan itu, muncul juga potensi kerugian negara mencapai Rp213 triliun per tahun, berdasarkan data dari Program Lingkungan PBB (UNEP) sejak 2022. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Kontribusi penghasil sampah makanan terbesar berasal dari sektor restoran, industri makanan, perhotelan, dan yang paling signifikan adalah dari limbah makanan domestik atau rumah tangga.
Dalam rangka merayakan Hari Gastronomi Berkelanjutan 2024, masyarakat Indonesia diajak untuk bisa mengelola sampah makanan rumah tangga dengan lebih baik lagi. Alih-alih membuangnya begitu saja ke tempat sampah, ada berbagai cara yang bisa dilakukan seperti membuat lubang biopori di masing-masing rumah.
"Kita memang perlu bekerja sama dengan komunitas lain ya, khususnya komunitas lingkungan dalam hal menanggulangi sampah. Jadi, perihal biopori tersebut sekarang sudah ada dan ada juga eco enzyme. Jadi sampah makanan itu bisa diolah lagi, bisa jadi pupuk, bahan makanan lain, bahkan dikonsumsi lagi," ujar Ketua Umum Indonesian Gasronomy Community, Ria Musiawan, dalam acara Diskusi Media “Gastronomi Indonesia yang Bijak dan Berkelanjutan", di Jakarta, Selasa 18 Juni 2024.
Mengatasi jumlah sampah makanan rumah tangga juga harus berangkat dari pribadi masing-masing. Sangat disarankan bagi para ibu rumah tangga untuk memasak makanan yang dipastikan akan habis di hari yang sama, sehingga tidak meninggalkan sisa sampai keesokan harinya.
Selain itu, memasak makanan sendiri di rumah ternyata juga bisa mengurangi jumlah limbah makanan dibandingkan dengan membelinya dari luar maupun secara online. Sebab, makanan yang dibeli dari luar juga menghasilkan sampah dari bungkus plastik, kotak makanan, bahkan kendaraan kurir yang mengantarkannya.
"Di rumah usahakan makanan-makanan yang langsung habis dimasak langsung dimakan hari itu juga. Kalau misalkan di rumah, sampah makanan itu lebih rendah 2 kali ketika masak sendiri daripada belanja di luar apalagi belanja online," jelas Ria.
Indonesian Gastronomy Community (IGC) mencanangkan Gastronomi Indonesia yang Bijak dan Berkelanjutan pada hari Gastronomi Berkelanjutan 2024. Gastronomi berkelanjutan adalah pendekatan pengolahan dan penyajian makanan yang memprioritaskan dan mempromosikan penggunaan bahan pangan yang ramah lingkungan, mendukung kesejahteraan petani lokal, dan menjaga keanekaragaman hayati.
Hal ini mencakup pemilihan bahan makanan yang diproduksi secara etis, mengurangi limbah makanan, dan memerhatikan jejak karbon dari proses produksi hingga konsumsi. Dengan mengintegrasikan konsep ini ke dalam budaya gastronomi Indonesia memberdayakan pencapaian beberapa tujuan ketahanan dan kedaulatan pangan.