Cuma Butuh Tiga Hari Pria Ini Putuskan Jadi Mualaf, Kisahnya Bikin Merinding!

ilustrasi sholat/salat/shalat
Sumber :
  • Istimewa

CALIFORNIA – Dibesarkan dari keluarga broken home dengan kehidupan yang keras, membuat Davis berniat untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Dan satu-satunya jalan menurutnya adalah dengan kembali ke agama Katolik. Hingga seorang teman menyarankannya untuk mempelajari Islam, tetapi Davis menolak. Lalu, bagaimana kisah mualaf Davis?

Menag Nasaruddin Umar: Seribu Hektar di PIK Tak Ada Suara Azan

“Saat makan siang kami berbincang dia berkata ‘mengapa Anda tidak mempelajari Islam?’ Dan saya ingat saya berkata kepadanya bahwa Islam bukan untuk saya. Itu agama untuk teroris dan separatis kulit hitam,” kata dia di YouTube Ayatuna Ambassador, dikutip Kamis 6 Juni 2024. Scroll untuk tahu cerita lengkapnya, yuk!

Tak lama berselang, Davis mendapatkan pengalaman tidak biasa di toko buku. Saat itu, Rabu malam dia pergi ke toko buku untuk membeli Bible demi mengubah hidupnya menjadi lebih baik. 

Prabowo Akui Belum Puas Manfaatkan Pasar 8 Negara Berpenduduk Muslim

Dalam perjalanannya ke bagian buku agama, dia melewati bagian area filsafat timur. Di area itu memajang buku-buku tentang Islam. Di sana, ia mendapati sebuah Alquran. Saat dibuka, mata Davis langsung tertuju pada surat Maryam. 

Kelompok yang Gulingkan Assad Berambisi Politik Berkedok Agama, Menurut Alumnus Suriah

Pada saat dia selesai membaca surat itu dan terjemahannya, Davis mengaku langsung menangis. Sebab, sebagai mantan Katolik dan Kristen, surat itu menjawab setiap pertanyaan yang dimilikinya, di mana tidak ada pastor dan pendeta yang bisa menjawab pertanyaannya. 

Pada keesokan harinya dia bertemu dengan seorang muslim saat pergi ke kampus. Dia adalah Khadim warga Sengal. Saat itu Davis melihat barang-barang jualannya, dan Khadim menatapnya dengan senyum lebar. 

“Dia menanyakan kabar saya. Dia juga bertanya apakah saya seorang muslim. Saya jawab bukan namun saya ingin membeli Alquran tadi malam. Dia melihat saya sumringah setelah mendengar perkataan saya. Dia mendekat dan memeluk saya sambil berkata ‘ini berita bagus’,” kata Davis.

Khadim kemudian menceritakan tentang kebiasaan umat muslim seperti salat lima waktu kepada Davis. Khadim juga sempat mengatakan bahwa saat itu sudah waktunya salat dan dia tidak boleh melewatkannya. Khadim meminta izin kepada Davis untuk menunggu sebentar dan meminta Davis menjaga tokonya. Davis pun menyetujuinya. 

Saat menjaga barang dagangan, Davis yang sempat melihat kotak berisi uang sempat terpikir untuk mengambil uang tersebut. Ketika itu, dia kemudian menyadari kembali bahwa apa yang dilakukannya itu bisa berdampak buruk bagi Khadim. 

Ketika Khadim kembali, Davis terkejut melihat wajah Khadim yang begitu bercahaya yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Padahal, kulit Khadim sangat hitam mengingat pria tersebut adalah warga Afrika. 

Hingga seorang pria Pakistan datang menghampiri dagangan Khadim. Pria itu bertanya apakah Davis seorang muslim dan pernah pergi ke masjid. Saat itu, Davis menjawab bahwa dirinya bukan muslim dan tidak pernah ke masjid. 

Davis kemudian diajak pria tersebut untuk pergi ke masjid di hari Jumat. Dia kemudian pergi ke masjid dan tanpa ragu Davis mengucapkan syahadat

“Dia telah menelepon masjid di Santa Clara California. Lalu kamu duduk dan mereka bertanya tentang hidup saya. Bertanya tentang agama saya dan apa yang saya pahami. Lalu mereka menjelaskan tentang rukun Islam dan iman, kehidupan akhir dan bertanya kepada saya jika saya punya masalah dengan semua ini,” bebernya.

Saat itu, Davis menjawab tidak dan merasa semua benar baginya. Saat itu, orang-orang yang ada di masjid bertanya apakah Davis ingin menjadi muslim atau tidak. Secara mengejutkan, Davis menyatakan keinginannya untuk menjadi muslim. 

Dia kemudian bersyahadat. Saat itu, dia memejamkan mata dan saat mengucapkan syahadat Davis merasa seolah-olah dirinya terangkat dari tanah. 

“Lalu saya membuka mata saya karena saya merasa terkejut. Belakangan saya mengerti saat itu saya diampuni segala beban dosa yang saya pikul telah termanifestasi dalam bentuk perasaan ringan,” kata dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya