Indonesia Menduduki Posisi Pertama dengan Perokok Laki-laki Terbanyak di Dunia
- vstory
VIVA – Saat ini sudah banyak kampanye mengenai bahaya rokok dan akibat merokok berisiko kematian. Tampaknya hal itu tidak cukup membuat orang berhenti merokok. Rokok memang dikenal sebagai teman baik kaum pria, meskipun tidak menutup kemungkinan ada juga wanita yang mengkonsumsinya.
Menurut World Population Review, Indonesia memiliki persentase perokok laki-laki terbanyak di dunia dengan 70,5% penduduk. Hal ini lebih besar daripada persentase perokok wanita di Indonesia yang hanya 3,6%.
Menurut laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah orang dewasa yang merokok di Indonesia telah meningkat secara signifikan. Jumlah orang dewasa yang merokok meningkat dari 60,3 juta pada tahun 2011 menjadi 69,1 juta pada tahun 2021, menurut Global Adult Tobacco Survey 2021 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan.
Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan, menyatakan bahwa jumlah uang yang dihabiskan untuk membeli rokok dengan waktu bulanan rata-rata sebesar Rp382.000. Ini lebih tinggi dari jumlah uang yang dihabiskan untuk membeli makanan bergizi.
Dante mengimbau untuk mulai berusaha dalam menghentikan merokok karena dia mengetahui bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan mereka. Lebih dari 8 juta orang, termasuk perokok aktif dan pasif dibunuh setiap tahun oleh rokok, menurut WHO. Center for Disease Control juga menyatakan bahwa rokok adalah penyebab utama penyakit, cacat, dan kematian di Amerika Serikat.
Sementara itu, Myanmar adalah negara dengan persentase perokok laki-laki terbesar kedua di dunia dengan 70,2%, diikuti oleh Kiribati dengan presentase 68,6%.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok, khususnya bagi laki-laki di Indonesia. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Meningkatkan edukasi tentang bahaya rokok
Edukasi ini perlu dilakukan sejak dini kepada anak-anak sekolah, remaja, hingga orang dewasa.
2. Menerapkan kebijakan pengendalian tembakau
Pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang tegas untuk membatasi konsumsi rokok, seperti menaikkan cukai rokok, melarang iklan rokok, dan membatasi tempat-tempat yang boleh digunakan untuk merokok.
3. Memberikan dukungan untuk berhenti merokok
Bagi perokok yang ingin berhenti, perlu disediakan layanan dan dukungan yang mudah diakses, seperti konseling dan terapi berhenti merokok.
Dengan upaya bersama, diharapkan presentase perokok di Indonesia, khususnya laki-laki, dapat diturunkan dan masyarakat dapat hidup lebih sehat.