Dirayakan Hari Ini oleh Masyarakat Jawa, Begini Sejarah Tradisi Lebaran Ketupat

Ragam Tradisi Masyarakat Indonesia Menyambut Lebaran Ketupat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

VIVA Lifestyle – Lebaran ketupat bagi masyarakat di Jawa mungkin sudah tidak asing di telinga. Lebaran ketupat biasanya dirayakan masyarakat muslim di Jawa seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.

Klarifikasi Bodyguard Atta Halilintar Terkait Ancaman Terhadap Awak Media

Di masyarakat Jawa lebaran ketupat ini dilambangkan sebagai simbol kebersamaan. Lebaran ketupat sendiri jatuh pada hari ini, Rabu 17 April 2024.

Lantas apa filosofi lebaran ketupat di masyarakat Jawa dan maknanya? Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Netizen Penasaran Wajah Kekasih Baru Salmafina Sunan Usai Kandas dari Putra Pendeta

Melansir laman NU Online, lebaran ketupat sendiri sangat erat kaitannya dengan salah satu Wali Songo, yakni Sunan Kalijaga. Masyarakat Jawa mempercayai Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan ketupat di tanah Jawa.

Perayaan Lebaran Ketupat oleh Warga Pesisir

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aji Styawan
Terungkap Identitas Pacar Baru Salmafina Sunan: Duda, 13 Tahun Lebih Tua

Budayawan Zastrouw Al-Ngatawi mengatakan, tradisi kupatan muncul pada era Wali Songo dengan memanfaatkan tradisi slametan yang sudah berkembang di kalangan masyarakat Nusantara.

Tradisi ini kemudian dijadikan sarana untuk mengenalkan ajaran Islam mengenai cara bersyukur kepada Allah SWT, bersedekah, dan bersilaturrahim di hari lebaran.

Di sisi lain, ketupat sendiri memiliki filosofi tersebut. Kata ketupat atau kupat yang berarti ngaku lepat atau mengakui kesalahan dalam bahasa Jawa.

Dengan demikian diharapkan sesama muslim dapaat mengakui kesalahan dan saling memaafkan serta melupakan kesalahan dengan cara memakan ketupat tersebut.

Ketupat Lebaran

Photo :
  • http://www.kisutmengkerut.com

Tak hanya itu saja, ada banyak makna filosofis terkait dengan ketupat. Mulai dari bungkus ketupat yang terbuaat dari janur kuning yang melambangkan penolak bala bagi orang Jawa.

Kemudian bentuk ketupat berupa segi empat yang mencerimnkan prinsip kiblat papat lima pancer yang berarti kemanapun manusia menuju pasti akan selalu kembali pada Allah SWT.

Selain itu, anyaman ketupat yang dinilai rumit mencerminkan berbagai amcam kesalahan yang dilakukan manusia. Lalu warna putih pada ketupat yang mencerminkan kebersihan dan kesucian setelah saling memaafkan. 

Lalu beras yang dimasukkan ke dalam ketupat melambangkan kemakmuran setelah hari raya.

Ketupat juga dianggap sebagai penolak bala, yaitu dengan menggantungkan ketupat yang sudah matang di atas kusen pintu depan rumah, biasanya bersama pisang, dalam jangka waktu berhari-hari, bahkan berulan-bulan hingga ketupat menjadi kering.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya