Ciri-ciri Pemuda yang Dikagumi Allah SWT

Ilustrasi santri mengaji.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Para pemuda Islam adalah benih-benih awal yang tumbuh perlahan mengulur asa ke langit-langit harapan, mempersiapkan bekal yang diperlukan di medan pertempuran melawan zaman. Dalam perjalanannya banyak sekali hama yang menghinggapi, sebagian besar dari mereka jatuh menggelepar terperdaya oleh janji-janji manis dunia. 

Biar Berkah, Ini Cara Cerdas Tanpa Terlibat Riba

Sebagian besar yang lain meninggal di medan pertempuran, sementara sebagian kecil masih berjuang untuk menjadi lebih baik. Jadi, takdir dan usaha akan menentukan siapa kita. 

Ilustrasi umat Islam yang tengah mengaji.

Photo :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
Pemerintah China Berusaha Melakukan 'Konfuniasisasi' Islam di Tiongkok?

“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”. 

Hadits ini menjelaskan betapa pentingnya Islam untuk hal-hal yang menghasilkan kebaikan bagi seorang pemuda muslim dan keutamaan besar bagi seorang pemuda yang memiliki sifat seperti yang disebutkan dalam hadits tersebut.Syaikh Salim al-Hilali menyebutkan: “(Hadits ini menunjukkan) keutamaan pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah, sehingga dia selalu menjauhi perbuatan maksiat dan keburukan”.

Ini Alasan Trump Menang di Wilayah Muslim-Amerika

Selanjutnya Imam Abul ‘Ula al-Mubarakfuri berkata: “(Dalam hadits ini) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhusukan (penyebutan) “seorang pemuda” karena (usia) muda adalah (masa yang) berpotensi besar untuk didominasi oleh nafsu syahwat, disebabkan kuatnya pendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda, maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah (tentu) lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya (nilai) ketakwaan (dalam diri orang tersebut)”.

Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah.

Shabwah adalah pemuda yang tidak mengikuti hawa nafsunya, dia membiasakan diri dengan melakukan hal-hal baik dan berusaha keras untuk menghindari hal-hal buruk.

Begitulah pemuda muslim yang Allah Ta'ala cintai dan pandai bersyukur atas nikmat besar yang telah Dia berikan kepadanya. Dia juga mampu menahan nafsunya saat nafsu menjeratnya. Ini tentu merupakan hal yang sangat sulit dan berat, maka wajar jika kemudian Allah Ta’ala memberikan balasan pahala dan keutamaan besar baginya.

Tentu saja usaha yang dilakukan dalam upaya menjaga diri tetap dalam koridor yang diperintahkan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena gangguan akan terus datang silih berganti hingga akhir hayat seorang manusia.

Siapakah di antara kita yang mampu menghadapi semua tantangan dan berkembang untuk menjadi pemuda yang dicintai-Nya? Kita harus menginvestasikan waktu, kesehatan, dan kekuatan kita saat ini untuk amal, baik dalam perjuangan maupun menyiapkan bekal untuk kembali ke rumah. 

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya“. (HR. At-Tirmizi) 

Sebagai pemuda Islam, kita harus waspada terhadap upaya Iblis laknatullah untuk menjerumuskan kita ke neraka Jahannam, terlepas dari kapan dan di mana kita beraktivitas setiap hari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya