Bukan Allaahuma Lakasumtu, Ternyata Ini Doa Berbuka Puasa yang Dibaca Rasulullah SAW

Ilustrasi Ramadhan/berdoa.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

VIVA Lifestyle – Buka puasa adalah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat muslim setelah berpuasa seharian. Tentu ada beberapa jenis makanan atau minuman yang ingin disantap ketika berbuka petang hari ini.

Ustaz Adi Hidayat Singgung Dalil Tarif Pendakwah setelah Gus Miftah Viral

Berbicara mengenai berbuka puasa, tentu kita sudah tau bahwa sebelum menyantap makanan atau minuman kita diwajibkan untuk membaca doa berbuka puasa. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Doa berbuka puasa yang sudah kita kenal sejak kecil berbunyi:

Terpopuler: Pria Tewas Usai Pijat Refleksi, Dualisme di Tubuh PMI hingga Pra Muktamar Luar Biasa NU

Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.

Namun, ternyata untuk doa berbuka puasa sesuai hadist yang shahih adalah dengan mengucapkan doa “Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-Allah”.

Diisukan Gantikan Gus Miftah, Ustaz Adi Hidayat: Ada yang Lebih Pantas.....

Ilustrasi berdoa.

Photo :
  • Freepik

Doa ini sendiri tercantum dalam hadist Abu Daud nomor 2357.

“Karena Rasulullah adalah kebiasaan, nabi terbiasa dengan yang ini, karena Rasulullah SAW, ketika berbuka beliau berdoa ‘Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-Allah’,” ungkap Ustaz Adi Hidayat dikutip dari tayangan YouTube Ceramah Pendek.

“Umumnya diterjemahkan dengan telah hilang haus itu, dan basah tenggorokan dan tetap sekarang pahala dari Allah, Insya Allah jika Allah berkehendak seluruhnya,” ujar Ustaz Adi Hidayat.

Ilustrasi anak berbuka puasa.

Photo :
  • Pixabay/ambroochizafer

Selain itu, perlu diperhatikan pula kapan waktu yang tepat membacakan doa di atas. Saat berbuka puasa atau sesudah berbuka puasa?

Ustaz Adi Hidayat mengungkap bahwa doa tersebut bisa dibaca baik sebelum atau sesudah berbuka puasa.

“Dibaca sebelum buka atau sesudah buka? Sebetulnya mau sebelum buka atau sesudah buka itu baik-baik saja tidak masalah. Bismillah kita minum air baru baca silahkan. Tapi kalau liat siap hadist, tanda-tanda dari kata-katanya nampaknnya lebih menunjuk pada sebelum kita minum (baca doa berbuka) bukan setelah minum,” kata ustaz Adi Hidayat.

Beliau menambahkan,”Meski setelah minum (bacanya) silahkan. Biasanya yang setelah minum itu menerjemahkannya gini ‘telah hilang haus’ minum dulu baru bilang hausnya, itu kalau dibaca dengan terjemahan biasa,” tegasnya. 

Namun, kata Ustaz Adi Hidayat jika merujuk pada terjemahan dari ilmu balagoh akan memiliki makna yang berbeda. Dijelaskannya, jika merujuk pada hadist, Rasulullah SAW berkata ‘idzar aftor’ menunjukkan makna present atau akan terjadi. 

“Liat hadistnya, karena Rasulullah SAW ‘idza aftor’ ini yang jarang dibaca ‘idza aftor’ apabila beliau berbuka. Di dalam rumus bahasa Arab kalau ada kata idza bersambung dengan past tense bentuknya maknanya present, akan,” imbuhnya.

“Kalau dilihat pendekatan dari sisi bahasa nampaknya lebih tepat sebelum minum itu kita berdoa dulu, kemudian minum bismillah lalu ‘’ itu pendekatan tapi tidak dipermasalahkan kalau kita mau baca setelah minum yang tidak tepat yang tidak baca doa,” ujarnya.

UAH menambahkan,”‘Dan akan basah tenggorokan bukan di sini pointnya, pointnya adalah dan sekarang ditetapkan pahala, insya Allah dengan kehendak Allah’. Al ajru tidak tersebut di dalam Al Quran termasuk di dalam bahasa Arab kecuali menunjuk pada dua makna, satu sesuatu yang langsung diberikan,” ucap UAH.

“Ada kedua sifatnya ditangguhkan nanti tidak sekarang. Jadi ada yang diberikan langsung oleh Allah setelah berbuka dan ada sesuatu yang ditunda nanti yang lebih besar lagi yang diberikan saat buka itulah panjar dunia,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya