Menabur Bunga Saat Ziarah ke Makam Jelang Ramadhan, Buya Yahya Ingatkan Hal Ini
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA Lifestyle – Jelang tibanya bulan suci Ramadhan, masyarakat Tanah Air kerap kali tak melewatkan sebuah tradisi untuk berziarah atau nyekar ke makam keluarga, leluhur atau pun kerabat sebelum memulai ibadah berpuasa Ramadhan.
Berziarah pun layaknya menjadi kegiatan rutin yang dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi, dengan niat untuk menghaturkan doa dan memohon keberkahan serta turut merawat-membersihkan makam para insan yang telah berpulang menghadap sang khalik.
Ritual tabur bunga pun seakan menjadi bagian yang tak terlewatkan dalam setiap momen ziarah ke makam. Lantas apa sebenarnya hukum dan pandangan Islam terhadap budaya menabur bunga saat ziarah?
Tokoh penceramah Muslim, Buya Yahya menjelaskan mengenai menabur bunga saat ziarah atau nyekar ke kuburan saat jelang bulan suci Ramadhan. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Buya Yahya menjelaskan tabur bunga saat ziarah atau nyekar ke kuburan jelang bulan Ramadhan. Buya Yahya mengisahkan pada zaman Nabi dan mengingatkan hal ini.
“Menabur bunga itu tidak ada memang pada zaman Nabi Islam menabur bunga,” ujar Buya Yahya, sebagaimana dikutip laman tvOnenews.com pada Jumat dari YouTube Al-Bahjah TV.
Lalu bagaimana hukum tabur bunga saat ziarah atau nyekar? Kata Buya Yahya, saat zaman Nabi SAW ada pelepah kurma.
Kemudian Nabi SAW mengambilnya kemudian membelah menjadi dua.
“Kemudian Nabi menancapkan ke dua kuburan, lalu mendoakan semoga Allah akan meringankan kepada dua mayat yang dikubur sebelum kering,” jelasnya.
“Maka disinilah ulama seperti bahkan disitu salah satu sahabat nabi itu berwasiat kalau aku mati nanti tolong ambilkan pelepah korma dan tancapkan agar Allah meringankan siksa kalau saya punya dosa,” sambungnya.
Dari situ para ulama menjelaskan kalau seandainya kita meletakkan pelepah kurma itu sah-sah saja.
“Bukankah semua yang ada di bumi dari bebasahan dan yang lainnya juga bertasbih,” jelasnya.
Oleh karenanya hukum mencabut rumput di atas makam adalah makruh.
“Rumput-rumput yang diatas kubur pun makruh untuk kita cabuti, jangan terlalu bersih-bersih. Biarkan ada rumput dia akan bertasbih,” saran Buya Yahya.
Maka bunga yang ditabur saat nyekar menurut Buya Yahya memiliki makna seperti pelepah kurma tersebut.
“Bisa ini adalah para ulama mengatakan bunga-bunga itu kan sesuatu yang segar maka itu bisa saja itu punya makna sama dengan pelepah kurma tersebut,” ujar Buya Yahya.
“Jangan Anda teramat amat membatasi rahmat Allah kan ini ada basah juga dari bunga,” sambungnya.
Namun Buya Yahya mengingatkan bahwa dalam menabur bunga saat ziarah atau nyekar janganlah berlebihan.
“Jangan berlebihan. Jangan sampai harganya mahal. Apalagi kalau punya bunga-bunga di rumah sendiri, petik sendiri,” nasihat Buya Yahya.
Kemudian selain itu dalam menabur bunga saat ziarah atau nyekar janganlah mengikuti cara orang kafir.
“Jangan sampai dalam irama meniru orang-orang kafir,” tandas Buya Yahya.
“Hanya menabur bunga. Niatnya semoga selagi ini bunga masih basah meringankan kalau ada dosa dari siksa neraka,” sambugnya.
Jadi menabur bunga saat nyekar atau ziarah kubur ujar Buya Yahya sebaiknya dipahami dengan baik.
“Asalkan kita tidak memandang dengan hawa nafsu,” jelasnya.
“Kalau enggak pakai bunga ya gak papa yang penting istighfarnya lancar, doanya yang banyak,” sambung Buya Yahya mengingatkan.
Buya Yahya kemudian mengingatkan agar setiap Muslim jangan memperbanyak khilaf.
“Selagi masih ada celah untuk kita bawa kepada bimbingan nabi kepada rasul kepada dalil maka kita bawa ke sana,” nasihat Buya Yahya.
“Ini kan dikiaskan dengan tadi pelepah kurma tadi,” lanjutnya.
Namun jika kalau ada orang yang tidak mengadzani atau tidak mau menabur bunga, Buya Yahya juga mempersilakan.
“Memang enggak ada masalah, enggak menabur bunga tapi dia tiap hari mendoakan, itu bagus,” ujarnya.
“Yang repot ini adalah kebiasaan kita mau ngirim tapi tidak pernah doa,” sambungnya.
Buya Yahya mengingatkan agar setiap anak yang orang tuanya sudah meninggal untuk terus berdoa dan berbuat baik.
Hal ini karena akan sampai kepada orang tua yang sudah meninggal dunia.
“Berbuat baik dan seterusnya itu akan sampai kepada orang tua,” jelasnya.
Itulah penjelasan mengenai tabur bunga saat ziarah atau nyekar.