Survei: Klaim Medis Karyawan Melonjak Dibanding Sebelum Pandemi, Apa Sebabnya?

Ilustrasi dokter/rumah sakit.
Sumber :
  • Freepik

VIVA Lifestyle – Di Asia, pada tahun 2023 klaim medis per orang meningkat 12,5 persen. Angka ini melebihi level sebelum pandemi. Oleh karena itu, perhatian terhadap premi dan pengelolaan program kesehatan karyawan semakin menguat. 

Tak Masalah Jadi Sandwich Generation, Ayu Ting Ting: Itu Jadi Pembuka Rezeki Gue

Meskipun pada 2024 tingkat kenaikan diperkirakan akan sedikit turun, namun angkanya diprediksi mencapai 4 kali lipat dari inflasi. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Laporan MMB Health Trends 2024, mengulas tren yang mendorong biaya perawatan kesehatan yang ditanggung perusahaan dan risiko terkait yang dihadapi oleh bisnis. 

Biaya Tersembunyi Diabetes Tipe 2 Bisa Jadi Beban Finansial Berat

“Kami mensurvei 223 perusahaan asuransi di 58 negara, termasuk Indonesia dan juga termasuk 100 perusahaan asuransi di kawasan Asia, untuk mengetahui bagaimana tren ini dapat memengaruhi kebutuhan tenaga kerja saat ini dan di masa depan,” tulis laporan tersebut dikutip dari keterangan tertulis yang diterima VIVA, Sabtu 24 Februari 2024.

COP29, BNI Ungkap Peran Strategis Perbankan Akselerasi Transisi Hijau di Indonesia

Hasilnya, laporan tersebut mengidentifikasi empat tren utama yang membentuk masa depan perawatan kesehatan yang ditanggung perusahaan. 

1. Lebih dari setengah pasar menghadapi peningkatan biaya sebesar dua digit: 84 persen perusahaan asuransi di Asia percaya inflasi medis memiliki dampak signifikan atau sangat signifikan terhadap tingkat tren medis tahun 2023.

Menurut laporan MMB Health Trends 2024, tren biaya medis di Indonesia diproyeksikan tumbuh 13 persen pada tahun ini.

2. Industri kesehatan menghadapi disrupsi dikarenakan kekurangan skill, ditambah dengan tantangan di digital healthcare yang masih dalam tahap awal: 70 persen perusahaan asuransi berharap AI bisa membantu diagnosis tahap awal dan atau navigasi tahap awal dalam 5 tahun.

3. Perusahaan asuransi merespons kebutuhan perusahaan untuk pengendalian biaya: Namun, 42 persen perusahaan asuransi belum memperbarui biaya deductible/excesses dan pembayaran bersama dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya.

4. Kesenjangan manfaat kesejahteraan karyawan dalam kesehatan mental, kesehatan wanita, dan inklusif terus berlanjut: 56 persen perusahaan asuransi saat ini tidak menanggung masalah kesehatan mental, sosialisasi, dan kesulitan belajar anak-anak, remaja, dan keluarga.

Memahami tren ini akan sangat penting bagi para perusahaan untuk membantu merancang rencana perawatan kesehatan yang seimbang antara kebutuhan bisnis dan karyawan.

Laporan MMB Health Trends 2024 terbaru, berbagi bagaimana perusahaan dapat merespons tantangan ini, dan beberapa langkah yang dapat diambil perusahaan untuk dapat berhasil mengelola biaya, meningkatkan hasil kesehatan, mendukung inklusivitas, dan mempromosikan inovasi program manfaat kesejahteraan karyawan - menyeimbangkan dalam pemenuhan kebutuhan karyawan sambil mengelola risiko tenaga kerja.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya