Sering Stres dan Cemas? Waspada Obesitas Jiwa Bisa Picu Penyakit Kata dr Zaidul Akbar!

Ilustrasi pria marah/emosi.
Sumber :
  • Freepik/nakaridore

JAKARTA – Seorang dokter, pendakwah Islam, konsultan, dan praktisi pengobatan sunah Indonesia, dr. Zaidul Akbar berbagi kisah tentang obesitas jiwa.

Mampu Tangani Berbagai Penyakit, Terapi Sel Punca Diyakini Jadi Masa Depan Layanan Kesehatan Indonesia

Menurutnya, obesitas jiwa ini perlu dikeluarkan. Sementara makanan jiwa sangat dibutuhkan tubuh. Makanan jiwa yang dimaksud dokter Zaidul Akbar ini yakni kesabaran, syukur, dan hal-hal baik lainnya.

Ilustrasi bersabar, tangan

Photo :
  • Pixabay/ Jackson David
Bisakah Terapi Stem Cell Sembuhkan Pengapuran Tulang?

“Mengapa makanan jiwa seperti sabar, syukur, ikhlas, baik sangka, tawakkal, jujur, qonaah, berlapang dada, akhlak dan adab yang baik, ketenangan hati, ilmu, memaafkan dan banyak lagi lainnya menjadi makanan yang tak tampak tapi sebenarnya jauh lebih dibutuhkan jasad daripada makanan jasad apalagi sampah emosi yang tak tersalurkan,” kata Zaidul Akbar dalam sebuah keterangan di unggahannya di instagram, dikutip Rabu, 21 Februari 2024.

Ketika jiwa dan hati sudah mendapatkan petunjuk dari Allah, namun untuk menjadi lebih baik di langgar, maka jiwa tersebut akan menderita.

Kaleidoskop 2024: 5 Tanda Ada Sarang Ular Kobra di Rumah, hingga 5 Negara Tanpa Malam

“Apalagi seandainya jiwa dan hati itu sudah mendapatkan petunjuk dan panduan dari Allah untuk baik dan menjadi lebih baik maka saat dilanggar, maka jiwa itu akan menderita, kesakitan, kesedihan, kemarahan, kebencian, padahal Allah sudah menyiapkan semua yang diperlukan untuk jiwa itu tenang dan bahagia,” pungkasnya.

Untuk mendapatkan jiwa dan ketenangan, perlu pendekatan kepada sang pencipta.

“Istirahat dan tenangnya jiwa itu mustahil bisa didapatkan tanpa mendekatkan jiwa dan hati itu kepada Pemiliknya.. Allah Subhanahu wata ‘ala,” terangnya.

Jika ketenangan dan rasa bahagia itu muncul tanpa ada usaha mendekatkan diri kepada sang pencipta, maka rasa itu hanya dirasakan sebentar.

“Diluar itu, kalaulah ada tenang dan bahagia itu hanya dirasakan sebentar dan singkat yang akan dirasakan oleh jiwa,” ungkap Zaidul Akbar.

Apakah obesitas jiwa nampak dari fisik?

Ilustrasi wanita/marah.

Photo :
  • Freepik/benzolx

Menurut praktisi pengobatan sunah Indonesia ini, obesitas jiwa tidak terlihat secara fisik. Jiwa emosi yang tidak dikeluarkan akan menimbulkan suatu penyakit yang mematikan.

“Apakah mesti tampak obesitas? Nggak juga, badannya tampak biasa tapi jiwanya obesitas dengan sampah emosi yang (tak mau) di keluarkan karena dendam, benci, ga mau memaafkan, dan lain nya,” tandasnya.

“Akhirnya, ginjal kena, pankreas kena, jantung kena,” imbuhnya.

Kata pendakwah Islam ini, masalah di jasad atau raga hanyalah efek dari jiwa yang tidak mendapatkan makanan jiwa yang cukup.

“Jadi sesungguhnya masalah di jasad atau raga hanyalah efek dari jiwa yang tak mendapat makanan jiwa yang cukup,” terang dokter Zaidul.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya