Merinding! Kang Maman Suherman Ungkap Dahsyatnya Salat Tahajud dan Dhuha

Maman Suherman.
Sumber :
  • Youtube Daniel Mananta Network.

VIVA Lifestyle – Jurnalis sekaligus penulis, Maman Suherman, menerapkan dua hal mendasar di dalam hidupnya hingga membuatnya sukses dan hidup tenang. Bercerita kepada Daniel Mananta, pria asal Makassar itu mengaku selalu melaksanakan ibadah salat Tahajud dan Dhuha setiap hari.

Jangan Asal! Begini Mandi Wajib yang Dianjurkan Sesuai Sunnah

“Tahajud dan Dhuha. Bangun tidur Tahajud habis itu subuh, bangun pagi mandi solat Dhuha sebelum beraktivitas ke luar,” kata dia dikutip dari tayangan YouTube Daniel Mananta Networks, Senin 19 Februari 2024. Scroll untuk tahu cerita lengkapnya, yuk!

Lebih lanjut, diungkap Kang Maman, sapaan akrabnya, salat Tahajud dan Dhuha menjadi kunci untuk dirinya bisa hidup tenang. Sebab, dua salat sunnah ini menjadi momen bagi dirinya untuk bisa lebih dekat dan berdialog dengan Allah SWT

Kimberly Bongkar Sikap Asli Edward Akbar, Tak Bisa Ngaji hingga Tak Pernah Puasa Ramadhan

“Dua ini (Tahajud dan Dhuha), kalau orang tanya tenang-tenang hidup saya enggak tau saya cuman pegang pada Tuhan bahwa di antara dua inilah (Tahajud dan Dhuha) tempat yang paling asyik untuk berdialog dengan Tuhan,” kata dia.

Kekeringan, Warga di Lombok Tayamum untuk Salat

Melalui salat sunnah ini, kata Kang Maman juga membuatnya seperti tidak memiliki jarak dengan Sang Pencipta untuk berkomunikasi. 

“Ibaratnya kalau siang macetnya enggak ketulungan, tapi ketika tengah malam itu hening saya seperti berhubungan langsung betul dengan yang di Atas. Saluran langsung jarak jauhnya itu lebih kenceng,” kata dia.

Kang Maman juga mengungkap banyak keajaiban yang dia rasakan dengan rutin menjalankan ibadah sunnah tersebut. Bahkan dia mengaku tak mempermasalahkan jika orang menganggapnya kampungan dengan keputusannya itu.

“Dan banyak betul keajaiban yang saya terima, terserah lo mau bilang gue kampungan tapi gue akan terus berpegang pada itu. Karena banyak keajaiban,” kata pria berkacamata itu.

Salah satu keajaiban yang diterimanya lantaran rutin menjalankan ibadah sunnah tersebut yakni majalahnya laris manis. Lantaran prestasi yang didapatkannya itu, dia mendapat hadiah berupa perjalanan ibadah haji di tahun 1991.

“1991 atas berkah yang tidak saya pernah bayangkan tiba-tiba majalah yang saya pegang di kelompok Kompas laris. Lalu, Yakub Utama yang notabenenya Katolik bertanya ‘Pak Maman mau hadiah apa?’ Saya bilang kalau hadiahnya untuk orang Islam itu apa kalau bukan naik haji,” ungkapnya.

“Berangkat haji langsung, waktunya mepet dia urusin semuanya dan enggak hanya haji, tapi liput sehari-hari di sana adalah uang dinas luar negeri, rejeki banget. Makanya saya dibilang Haji Abidin, haji biaya dinas,” sambung Kang Maman. 

Kang Maman kembali mengingat terkait pembicaraannya dengan pendakwah kenamaan, Almarhum KH Zainuddin MZ dan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tentang dahsyatnya berdoa. 

“Saya ketemu KH. Zainuddin MZ dan Abdurrahman Wahid karena saya wartawan saya tanya, kenapa sai harus lari-lari dari safa ke Marwah bahkan istri Rasul melahirkan Rasul untuk mendapatkan minuman pun enggak turun dari langit tetap berjuang berlari dari Safa ke Marwah? ‘Enggak ada yang gratis’ katanya seperti itu,” bebernya.

“Tapi kalau kamu punya keyakinan terwujud, lalu apa gunanya wukuf di Arafah, Kyai Zainuddin MZ saya cuman bilang kalau enggak percaya berdoa di sana enggak usah berdoa. Berdoalah jangan berpikir macam-macam, kalau kamu yakin, ya yakin aja,” sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya