Suami Berikan Semua Gaji Bulanan ke Istri, Zaidul Akbar: Itu Laki-laki Dungu
- YouTube dr. Zaidul Akbar Official
VIVA Lifestyle – Pendakwah Zaidul Akbar menyayangkan sikap para suami yang tidak bisa mengambil keputusan untuk masalah rumah tangganya. Termasuk, soal mengatur uang bulanan untuk kebutuhan keluarga.
Zaidul Akbar menyarankan, hendaknya pendapatan atau gaji bulanan suami tidak diserahkan semua ke istri. Justru suamilah yang harus mengaturnya sendiri, termasuk menghitung berapa pengeluaran yang harus diberikan pada pasangannya. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.
"(Kenapa suami) gak bisa ambil keputusan. Sampe urusan pulsa aja 'tolong kirimi pulsa Abi'. 'Umi, Abi habis pulsanya, tolong kirimi pulsa'," kata Zaidul Akbar di Youtube dr. Zaidul Akbar Official, dikutip VIVA, Senin 19 Februari 2024.
"Kau ini, atas nama cinta dan kasih sayang, gaji satu bulan kasih semua ke istri. Jadi kehidupan keuangannya yang ngatur istrinya," sambung Zaidul menyayangkan.
Lebih lanjut, pendakwah yang juga seorang dokter itu berpesan pada ibu-ibu yang mengalami hal demikian, agar mengembalikan semua uang bulanan ke suaminya.
"Sekarang saya kasih tau ibu-ibu, balikin semua uang bulanan ke suami. Saya tau kau akan suudzon, nanti suamiku kawin lagi, kan? Gak gitu juga. Makanya jantungan, suudzon terus," ujarnya.
"Abi, abang, mas, anggaran saya satu bulan begini begini, kasih saya begini. Kalau mau kasih uang tunjangan kepatuhan biar bisa bla bla bla kasih aja. Tapi mulai sekarang, urus keuangan rumah tangga ini sendiri. Itu keren suami seperti itu," imbuh Zaidul.
Penggagas buku Jurus Sehat Rasulullah (JSR) itu pun menceritakan isi sebuah buku berbahasa Arab yang pernah dia baca. Dalam buku tersebut, juga tidak menyarankan suami memberikan semua pendapatannya pada istri.
"Kalau Anda baca, ada buku saya lupa judulnya. Tapi kalau saya ngomong gini jangan tersinggung ya, bapa-bapa terutama. Termasuk yang nonton jangan tersinggung, karena ini kan nanti diposting," pungkas Zaidul sambil tertawa.
"Kata penulis mualimnya dia bilang gini 'itu laki-laki yang menyerahkan semua hasil kerjaan dia atau gaji dia sebulan kepada istrinya, untuk istrinya yang urus dan atur semua, itu laki-laki dungu. Kata mualimnya, bukan saya," imbuh Zaidul menegaskan.