Riset: Kaya atau Miskin Ternyata Bisa Dilihat dari Wajah
- New York Post.
VIVA Lifestyle – Sebuah studi dari Universitas Glasgow yang diterbitkan dalam APA Journal of Experimental Psychology, melakukan survei mengenai apa yang membuat seseorang terlihat kaya, berdasarkan penilaian dangkal.
Penelitian yang dilakukan terhadap partisipan kulit putih dari budaya Barat ini menentukan fitur wajah seperti apa yang dikaitkan dengan status sosial tinggi atau rendah, berdasarkan persepsi masyarakat. Yuk, scroll untuk tahu lebih lanjut.
Temuan ini menyimpulkan bahwa orang-orang berwajah kecil, mulut yang terangkat apabila senyum, alis yang terangkat, jarak mata yang rapat, serta kulit yang cerah dan hangat, menggambarkan orang yang kaya. Orang-orang juga mengasosiasikan fitur wajah ini dengan kepercayaan, kompetensi dan kehangatan.
Sementara itu, orang-orang dengan wajah lebih lebar, lebih pendek dan datar serta mulut yang lebih rendah dan warna kulit yang lebih dingin dipandang sebagai kelas bawah, kurang dapat dipercaya dan tidak kompeten.
Meski tidak disebutkan dalam penelitian tersebut, CEO Facebook, Mark Zuckerberg dan CEO Amazon Jeff Bezos, di mana keduanya adalah miliarder, memiliki beberapa fitur yang disebutkan dalam penelitian tersebut. Zuckerberg memiliki wajah yang kecil, sementara Bezos memiliki kulit yang hangat dan kemerahan.
Penulis penelitian menjelaskan, bagaimana penilaian terhadap penampilan dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan.
"Orang-orang yang dianggap memiliki status sosial tinggi atau rendah juga sering dinilai memiliki sifat-sifat yang menguntungkan atau tidak menguntungkan," kata penulis studi Dr. R. Thora Bjornsdottir, dikutip New York Post, Minggu 18 Februari 2024.
"Penilaian seperti ini terbentuk bahkan hanya dari penampilan wajah, dan hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang besar, termasuk merugikan mereka yang dianggap berasal dari kelas sosial yang lebih rendah," sambungnya.
Thora Bjornsdottir lebih lanjut mengatakan, hasilnya menunjukkan bahwa stereotip kelas sosial menjelaskan hubungan antara penampilan wajah dan penilaian status kelas sosial seseorang.
"Hal ini menunjukkan bahwa stereotip yang kita miliki berdampak pada cara kita memandang orang lain - stereotip tersebut membiaskan persepsi kita. Kesan kita terhadap orang lain kemudian bisa menimbulkan keuntungan atau kerugian tertentu bagi mereka," ungkapnya.
Profesor dari Computational Social Cognition, Prof Rachael E. Jack, berharap penelitian ini dapat menunjukkan bias masyarakat untuk mencegah hal tersebut terjadi di masa depan.
"Penelitian kami menunjukkan bagaimana atribut wajah tertentu memainkan peran penting dalam menghubungkan persepsi kelas sosial dengan stereotip terkait. Temuan-temuan ini tidak hanya berharga untuk memajukan pemahaman kita tentang teori-teori persepsi sosial yang penting, namun juga dapat membantu intervensi di masa depan yang dirancang untuk mematahkan persepsi-persepsi yang bias," katanya.
Namun, ini bukan satu-satunya penelitian yang mencoba menilai kekayaan seseorang hanya dengan melihat wajahnya. Sebuah studi dari Universitas Toronto yang dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology pada 2017, menemukan bahwa wajah seseorang dapat menunjukkan apakah mereka kaya atau miskin.
Penelitian ini melibatkan tebakan kekayaan orang sungguhan berdasarkan foto. Dan peserta penelitian menebak dengan akurasi 53 persen.
"Seiring waktu, wajah Anda secara permanen mencerminkan dan mengungkapkan pengalaman Anda. Bahkan ketika kita merasa tidak sedang mengekspresikan sesuatu, sisa-sisa emosi tersebut masih ada," kata rekan penulis studi, Nicholas Rule.