Cara Ini Bisa Bantu Kurangi 685 Juta Kg Emisi Karbon
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Selama ini, banyak pelaku bisnis di Indonesia ingin memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap untuk menghemat biaya listrik dan mengurangi jejak karbon.
Namun, masih terdapat beberapa tantangan yang menghambat pemanfaatannya, termasuk biaya investasi yang tinggi, kompleksitas aspek teknis, kendala pada struktur dan atap bangunan, serta banyaknya perizinan yang diperlukan. Lalu, adakah cara lain yang bisa dilakukan? Yuk, scroll untuk mengetahuinya.Â
Memahami tantangan-tantangan tersebut, solusi Solar-as-a-Service (SaaS) dihadirkan untuk membantu para pelaku bisnis dan industri menggunakan PLTS atap. Dengan SaaS, biaya investasi sistem akan ditangguh oleh Suryanesia dan mitranya.Â
Selain itu, mereka juga akan mengurus seluruh aspek implementasi secara end-to-end dari desain teknis, kajian struktur dan atap bangunan, perizinan, instalasi, hingga pemeliharaan sistem selama jangka panjang agar pelanggan dapat menikmati penghematan biaya dan pengurangan emisi dengan mudah dan lugas.Â
Rheza Adhihusada, CEO Suryanesia, mengatakan, mereka akan selalu melakukan yang terbaik untuk menyediakan solusi optimal bagi kebutuhan khusus masing-masing klien dan mengatasi segala kendala yang dihadapi.Â
"Sebagai contoh, kami menyesuaikan penawaran komersial berdasarkan penghematan dan jangka waktu perjanjian yang diminati klien, merekomendasikan penguatan struktur yang hemat biaya dan tidak mengganggu aktivitas operasional di lokasi, dan memperoleh segala perizinan untuk mempermudah proses penggunaan PLTS atap bagi klien," ujar Rheza dalam keterangannya, dikutip Sabtu 10 Februari 2024.Â
Lebih lanjut Rheza menjelaskan, semua sistemnya menggunakan panel surya Tier-1 dengan teknologi terbaru dan yang telah disertifikasi SNI, serta memiliki garansi kinerja 25 hingga 30 tahun.Â
"Kami juga memprioritaskan faktor keamanan klien, termasuk dengan melakukan kajian kelayakan struktur bangunan dengan penambahan beban panel surya, sesuai dengan standar internasional dan SNI," tambah Nikesh Shamdasani, Head of Engineering Suryanesia.
Solusi SaaS sendiri diharapkan dapat membantu pelaku bisnis untuk mencapai tujuan keberlanjutannya serta mendukung transisi energi Indonesia guna mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.Â
Pengembangan proyek-proyek tersebut akan membantu mengurangi 685 juta kg emisi karbon dioksida selama masa pakainya.