Manisnya Tradisi Imlek: Makna Kue Keranjang dan Simbolismenya
- ANTARA FOTO/Maulana Surya
Jakarta – Imlek, atau Tahun Baru Tionghoa, merupakan salah satu perayaan paling penting dalam budaya Tionghoa yang diperingati dengan berbagai tradisi dan kebiasaan. Salah satu makanan yang menjadi ikon perayaan ini adalah kue keranjang, sebuah kue tradisional yang memiliki sejarah yang panjang dan kaya.
Asal Usul Kue Keranjang
Kue keranjang, juga dikenal sebagai "nian gao" dalam bahasa Tionghoa, memiliki akar yang dalam dalam budaya Tionghoa. Sejarah kue ini dapat ditelusuri kembali ke zaman Dinasti Ming, lebih dari 600 tahun yang lalu. Kue keranjang diyakini menjadi bagian integral dari perayaan Imlek karena bentuknya yang bulat dan lembut, yang melambangkan kesatuan dan keberuntungan.
Menurut legenda, kue keranjang awalnya diciptakan sebagai solusi untuk menghindari nian, makhluk mitologis yang dipercayai berkeliaran setiap Tahun Baru untuk menakuti manusia. Dengan kata lain, kue keranjang menjadi simbol perlindungan dan keberuntungan dalam menghadapi tahun yang baru.
Proses Pembuatan Kue Keranjang
Kue keranjang memiliki bahan dasar utama, yaitu tepung ketan atau tepung beras ketan yang dicampur dengan air dan gula. Adonan kemudian dimasak dan dibentuk menjadi lapisan-lapisan yang empuk dan kenyal. Kue ini kemudian dikukus dalam wadah bulat yang sering disebut "keranjang," sehingga mendapatkan namanya.
Selama proses pembuatan, kue keranjang sering kali diberi warna merah atau dikukus bersama daun pandan untuk memberikan aroma khas. Warna merah, yang melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan dalam budaya Tionghoa, membuat kue ini semakin cocok untuk perayaan Tahun Baru.
Simbolisme dan Tradisi
Selain bentuk dan rasa yang lezat, kue keranjang juga sarat dengan simbolisme yang dalam. Bulatnya bentuk kue melambangkan kelengkapan dan kesatuan keluarga, sementara rasa manis mencerminkan harapan untuk tahun yang penuh kebahagiaan dan keberuntungan.
Tradisi mengonsumsi kue keranjang juga memiliki makna khusus. Kue ini biasanya dimakan pada malam Tahun Baru dan selama dua minggu pertama perayaan Imlek, mengingatkan orang-orang untuk tetap bersatu dan optimis menghadapi masa depan.