Studi: Pria dan Wanita Cenderung Cari Pasangan Baru yang Mirip Mantan

Ilustrasi pasangan.
Sumber :
  • pixabay/chermitove

VIVA Lifestyle – Sadarkah kalian, bahwa ketika seseorang putus cinta dengan kekasihnya dan kemudian mencari penggantinya orang baru itu akan mirip dengan mantannya? Terdengarnya tidak mungkin, namun pada kenyataannya hal tersebut memang benar adanya. Terungkap dalam sebuah studi, bahwa setiap orang memiliki tipe tertentu saat ingin berkencan.

Diaz Adriani dan Ustadz Subki Bahas Harmoni Pernikahan dalam Dunia Bisnis

Studi tersebut pernah dilakukan oleh  University of Toronto, yang menemukan fakta bahwa orang-orang cenderung berkencan dengan seseorang yang mirip mantannya.

“Hidup semuanya mengenai pola dari apa yang dimakan, berpakaian, hingga bangun dari tempat tidur,” ujar penulis dan pengamat hubungan James Green.

Hari Ibu: Peneliti Wanita Indonesia Jadi Dokter Pertama Raih NAOS Ecobiology International Award di Prancis

Sebut saja contohnya, saat kamu memiliki pasangan baru yang memiliki sifat humor seperti mantanmu atau selera musik yang tidak jauh berbeda dengan sang mantan. Ternyata, hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh.

Ilustrasi pasangan.

Photo :
  • Freepik/teksomolika
Gerbong Khusus Wanita di LRT Jabodebek Mulai 23 Desember, Berlaku Senin hingga Jumat

Studi yang sama juga dilakukan oleh peneliti dari Michigan State University, Amerika Serikat yang mengungkap bahwa, wanita  dan pria dewasa cenderung lebih menyukai profil-profil pasangan baru yang sifatnya mirip dengan mantan mereka. 

Fenomena tersebut bernama transference, disebabkan oleh adanya rasa familier atau kenyamanan yang dirasakan seseorang terhadap orang di masa lalunya.

Kata Psikolog soal Transference

Dikutip dari Psychology Today, transference sendiri merupakan sebuah fenomena saat seseorang mengarahkan perasaan yang berkaitan dengan tokoh penting dalam hidup orang itu, seperti orang tua, kepada orang lain.

Penelitian tahun 2021 tersebut dilakukan oleh seorang mahasiswi jenjang magister, Katelin Leahy, bersama psikolog Dr. William Chopik. Berbeda dengan cakupan studi sebelumnya yang cenderung lebih kecil, penelitian ini diikuti oleh 500 partisipan dewasa.

Melansir dari laman The Guardian salah seorang psikolog juga mengatakan bahwa mereka telah menemukan, orang-orang cenderung mencari pasangan dengan kepribadian yang mirip dengan mereka, dan meskipun hal ini diperhitungkan, pasangan lama dan baru cenderung memiliki karakter yang sama.

Dengan kata lain, mungkin tidak mengejutkan jika pacar baru teman Anda tampak sama menjengkelkannya dengan pacar sebelumnya.

“Hasilnya mengungkapkan tingkat kesamaan pasangan yang signifikan, menunjukkan bahwa mungkin memang ada tipe orang unik yang dimiliki setiap individu,” tulis penulis studi tersebut.

Mereka mengatakan hasil ini dapat membantu memprediksi tidak hanya siapa yang akan berkumpul dengan siapa, namun juga peluang keberhasilan suatu hubungan. Namun, Geoff MacDonald, salah satu penulis studi dari University of Toronto, mengatakan bahwa meskipun berkencan dengan tipe pasangan yang sama setiap kali mungkin menjelaskan mengapa hubungan beberapa orang selalu buruk, ada kemungkinan lain. “Saya yakin apa yang akan berkontribusi lebih besar terhadap perbedaan ini adalah apa yang Anda lakukan dalam hubungan tersebut,” katanya.

Menulis di Proceedings of the National Academy of Sciences , MacDonald dan rekannya, Yoobin Park, melaporkan bagaimana mereka menggunakan data yang dikumpulkan dari penelitian jangka panjang di Jerman untuk sampai pada kesimpulan mereka.

Mereka mengamati pola respons terhadap 21 pertanyaan yang menyelidiki ciri-ciri kepribadian, termasuk extraversion, conscientiousness, dan neuroticism. Selama studi sembilan tahun, beberapa peserta mengakhiri hubungan mereka dan menemukan pasangan baru, yang kemudian juga mengisi kuesioner.

Dengan menggunakan data dari 332 peserta dan mantan serta pasangan barunya, tim menemukan bahwa orang cenderung memilih pasangan dengan pola kepribadian yang mirip dengan mereka. Namun tim juga menemukan bahwa pasangan saat ini dan mantan pasangan cenderung memiliki kelompok ciri kepribadian yang serupa, melebihi kesamaan dengan partisipan.

Para peneliti mengatakan faktor pasif seperti orang yang menghadiri acara sosial serupa atau bekerja di profesi yang sama mungkin berperan dalam mengapa mantan dan pasangan baru cenderung memiliki kepribadian yang sama.

Namun mereka mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin menjadi keseluruhan cerita, karena kemiripan dengan partisipan itu sendiri – yang mungkin juga diharapkan berada di lingkungan yang sama – juga diperhitungkan, yang berarti pilihan kepribadian yang aktif tampaknya juga penting.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya