Orangtua Minta Kita Cerai dengan Pasangan, Gimana Harus Bersikap? Begini Saran Buya Yahya

Buya Yahya.
Sumber :

VIVA Lifestyle – Setiap pasangan yang menikah selalu berharap rumah tangganya penuh keberkahan, kasih sayang antara pasangan dan kedamaian. Namun tidak dipungkiri bahwa dalam setiap rumah tangga, pasangan akan menemukan kerikil-kerikil kecil yang menguji keutuhan rumah tangga mereka.

Pramono-Rano Deklarasi Menang Pilkada Jakarta 2024, Warganet: Inget Harus Nurut Apa Ibu Ketum

Termasuk dengan adanya campur tangan orangtua dalam rumah tangga pasangan suami istri. Ada beberapa masalah yang mungkin dialami oleh sejumlah pasangan,'seperti keinginan orangtua agar anak mereka bercerai dari pasangannya. Lalu, bagaimana kita harus bersikap? Yuk, scroll untuk mengetahui jawabannya.

Ada sejumlah kasus yang terjadi di masyarakat kita, di mana orangtua meminta anak mereka bercerai dari pasangannya. Bahkan orangtua sering bersikap dingin terhadap pasangan dan terus mendesak untuk menceraikan pasangan dengan alasan yang tidak masuk akal. 

Viral Wanita Ini Dilamar Pasangannya di Depan Ka'bah Sambil Pegang dan Cium Tangan, Warganet: Pahala Kaga Dosa Iya

Lantas apa yang perlu dilakukan kita sebagai anak? Apa harus menuruti keinginan orangtua atau tetap mempertahankan rumah tangga?
Terkait hal ini, Buya Yahya angkat bicara. Menurut sang pendakwah, orangtua tidak boleh memaksa anaknya untuk bercerai dari pasangan.

Dapat Hidayah Setelah Menikah, Paula Verhoeven: Terima Kasih Telah Hadirkan Baim dalam Hidupku

"Seorang bapak tidak boleh memaksa anaknya untuk bercerai tidak bisa. Sayyidina Umar kan pernah menyuruh putranya menceraikan istrinya, jawabannya dia Sayyidina Umar, 'kamu siapa?'" kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah, Senin 29 Januari 2024.

Lebih lanjut, dijelaskan oleh Buya Yahya, jika orangtua Anda menyamakan tindakannya dengan tindakan Sayyidina Ummar yang menyuruh putranya menceraikan istrinya, Buya justru mempertanyakan sosok orangtua yang menyuruh anaknya bercerai dari pasangannya.

"Beliau adalah Sayyidina Ummar yang fiqihnya ada, ilmunya ada. Anda sebagai bapak menyuruh anaknya bercerai, Anda sebagai apa? Anda ingin seperti Sayyidina Ummar? Belum sampai, itu tidak boleh,” tegasnya.

Buya Yahya menjelaskan bahwa hubungan suami istri adalah ikatan kuat yang mana ada perjanjian antara suami-istri dengan Allah SWT saat ijab kabul berlangsung. Hal ini yang tidak boleh diganggu gugat oleh orangtua.

"Suami istri adalah ikatan yang kuat, antara engkau dan Allah sudah ada perjanjian yang tidak bisa Anda ganggu gugat masalah ini," kata dia.

Ilustrasi ibu mertua, anak dan menantu perempuan

Photo :
  • Times of India

Maka dari itu, jika pasangan Anda bersikap dingin kepada orangtua, mkita sebagai anak dan pasangan harus menjadi penyambung yang baik antara pasangan dengan orangtua kita.

"Jika ternyata suami itu dingin kepada bapak, berarti Anda harus menjadi hamzah penyambung saja. Penyambung itu misalnya ngomong ke suami kalau bapak baik-baik saja kepada suami. Kalau ketemu bapak, suami baik, hanya gayanya begitu. Tapi sering ini ini sebut kebaikan saja," jelasnya.

"Di sisi lain, omongan orangtua Anda tidak akan berpengaruh pada hubungan Anda. Kalau tidak ridho, kan dulu sudah memberikan ridho selesai sudah. Keridhoan pertama sudah cukup," jelasnya. 

Namun, jika ada yang melanggar syariat agama dan membahayakan, maka anak tersebut boleh menuruti permintaan orangtua mereka untuk bercerai dari pasangan.

"Kecuali ada pelanggaran syariat yang berbahaya dengan agama kita dan agama kita itu ya harus dipatuhi," pungkas Buya Yahya.

KPU mengungkapkan bahwa apabila pasangan calon tunggal kalah dalam pemilihan melawan kotak kosong pada Pilkada 2024, maka daerah tersebut akan dipimpin oleh Penjabat (Pj) sementara.

Ini Update Pasangan Calon yang Melawan Kotak Kosong di Pilkada 2024

KPU mencatat bahwa ada 37 pasangan calon (paslon) tunggal yang akan menghadapi kotak kosong pada Pilkada serentak 2024. Jumlah ini berkurang dibandingkan jumlah sebelum.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024