Kenapa Cemara Selalu Diidentikkan dengan Pohon Natal?
- Pixabay
JAKARTA – Pohon Natal menjadi ornamen yang identik dengan perayaan Natal. Umumnya, pohon Natal dijadikan hiasan rumah bahkan hiasan kota untuk menyambut hari raya umat Kristiani. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang memasang dan mendekorasi pohon Natal sejak awal Desember.
Pohon Natal biasanya dihias dengan berbagai pernak-pernik khasnya. Ukurannya pun bermacam-macam, ada yang sangat kecil tapi tidak sedikit juga yang berukuran sangat besar.
Berbicara pohon Natal, pohon cemara asli atau pohon cemara buatan seringkali dijadikan landasannya. Lantas mengapa pohon Natal diidentikkan dengan pohon cemara?
Melansir laman Michigan University, pohon cemara yang selalu hijau telah digunakan untuk merayakan festival musim dingin orang Pagan dan Kristian selama ribuan akhir tahun. Mereka menggunakan dahan-dahan untuk menghiasi rumah selama titik balik matahari atau musim dingin, karena hal itu membuat mereka memikirkan musim semi yang akan datang.
Sementara itu, orang Romawi menggunakan pohon cemara untuk mendekorasi rumah mereka pada Tahun Baru. Sedangkan bagi umat Kristiani menggunakan pohon cemara sebagai tanda kehidupan abadi bersama Tuhan.
Sejarah Pohon Natal
Pohon cemara pertama kali digunakan sebagai pohon Natal mungkin dimulai sekitar 1.000 tahun yang lalu di Eropa Utara. Orang-orang di Eropa Utara juga menanam pepohonan dalam kotak di dalam rumah mereka pada musim dingin.
Banyak pohon Natal awal tampaknya telah digantung terbalik dari langit-langit dengan menggunakan rantai yang digantung dari kandil/gantungan lampu.
Namun tidak semua pohon Natal menggunakan pohon cemara. Di banyak bagian Eropa Utara, adalah tanaman ceri atau hawthorn, atau cabang tanaman, yang dimasukkan ke dalam pot dan dibawa masuk agar berbunga pada waktu Natal.
Beberapa orang membuat piramida dari kayu dan menghiasinya agar terlihat seperti pohon dengan kertas, apel, dan lilin. Mungkin pohon piramida kayu dimaksudkan untuk menjadi seperti pohon surga.
Sementara itu, diketahui dua kota yakni Tallinn di Estonia dan Riga di Latvia sempat memperdebatkan tentang penggunaan pohon Natal yang pertama kali didokumentasikan pada perayaan Natal dan Tahun Baru di sana.
Keduanya mengklaim bahwa mereka memiliki pohon pertama dimana Tallinn menggunakan pohon natal pada tahun 1441 sementara Riga pada tahun 1510. Di alun-alun kota Riga, ibu kota Latvia, terdapat sebuah plakat yang diukir dengan "Pohon Tahun Baru Pertama di Riga pada tahun 1510" dalam delapan bahasa.
Sementara itu, di Jerman sebuah gambar pada tahun 1521 memperlihatkan sebatang pohon diarak melalui jalan-jalan dengan seorang pria menunggang kuda di belakangnya. Pria itu berpakaian seperti seorang uskup, mungkin mewakili St. Nicholas.
Ada catatan tentang pohon kecil di Breman, Jerman, dari tahun 1570. Digambarkan sebagai pohon yang dihiasi dengan "apel, kacang, kurma, pretzel, dan bunga kertas".
Orang pertama yang membawa pohon Natal ke dalam rumah mungkin adalah pengkhotbah Jerman abad ke-16 Martin Luther.