Penelitian: Perantau, Usia Muda dan Jomlo Berisiko Kesepian 1,5-2 Kali Lipat

Ilustrasi kesepian.
Sumber :
  • Pixabay

JAKARTA – Baru-baru ini Health Collaborative Center (HCC) merilis tentang penelitian terbarunya mengenai tingkat kesepian terhadap masyarakat di Jabodetabek. Penelitian ini berlangsung sejak November 2023 pada 1229 responden mayoritas Jabodetabek.

Dari penelitian tersebut diketahui 4 dari 10 orang yang tinggal di Jabodetabek mengalami kesepian sedang. Dan enam persennya mengalami kesepian derajat berat. Scroll lebih lanjut ya.

“Jadi penelitian ada 4 dari 10 orang tinggal di Jabodetabek itu sudah butuh bantuan karena sudah mengalami kesepian. Bahkan ada 6 persen derajat berat. Ketemu 100 orang, 6 orang kesepian berat,” kata peneliti utama dan ketua HCC Dr dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK saat ditemui awak media di kawasan Senayan Jakarta Pusat, Selasa 19 Desember 2023.

Selain itu dari penelitian tersebut juga terungkap bahwa perantau yang tinggal di Jabodetabek mengalami kesepian tingkat sedang.  

“Ternyata 56 persen itu perantau dari 44 persen warga kesepian sedang ada 56 persen perantau. Bisa dibilang 5-6 perantau di Jabodetabek alami kesepian derajat sedang dengan risiko 1,5 kali,” ujarnya. 

Selain itu dari penelitian tersebut juga terungkap bahwa 51 persen responden usia muda di bawah 40 tahun merasa kesepian. 

“Ada narasi di kota besar seperti Jabodetabek bilang bahwa anak muda di bawah 40 tahun risiko kesepian lebih tinggi bisa dua kali lipat,” ujarnya.

Selain itu dari penelitian itu juga terungkap bahwa jika seorang yang jomlo di Jabodetabek terungkap bahwa sebesar 60 persen atau 6 dari 10 orang jomlo mengalami kesepian sedang. 

“Risiko jomlo untuk menjadi kesepian itu bisa 1,5 kali. Dan 50 persen perempuan,” ucapnya. 

TIngkatkan Kemampuan Penelitian Farmasi Indonesia, Laboratorium DDS Research Institute Diresmikan

Lajang atau jomblo

Photo :
  • Pixabay

Ray menambahkan,”Jadi kalau anda usia muda, perantau di Jabodetabek dan anda jomblo risiko anda untuk mengalami kesepian sedang itu 1,5 kali sampai 2 kali,” jelasnya. 

Mengubah Tekanan Menjadi Peluang: Inspirasi Bagi Mahasiswa Tingkat Akhir

Di sisi lain, dari penelitian tersebut 44 persen angka kesepian sedang disetir oleh empat faktor. Dijelaskan Ray 44 persen orang kesepian ringan ini mengungkap bahwa mereka tidak cocok dengan orang sekitar.

“Kedua saya kok merasa malu dan minder ya. Ketiga saya enggak merasa dekat dengan orang lain meski kita ngumpul bareng gini tapi saya tetap merasa kesepian karena saya merasa tidak dekat dengan orang lain. Keempat saya merasa hobi ide saya tidak sejalan dengan crowd dengan orang sekitar saya,” ujar dia.

Penelitian Ungkap Makin Banyak Perempuan Tunanetra yang Masuk Sektor Kerja Formal

Selain itu, merasa tidak punya teman hingga merasa sering ditinggal juga masuk dalam faktor pendorong kesepian di kalangan warga Jabodetabek.

“Saya ngerasa enggak punya temen ngerasa sering ditinggalkan. Saya merasa sendiri ini beberapa yang klaim. Tapi yang dominan empat yang tadi sebelum ini,” katanya.

ETH Zurich - Swiss Federal Institute of Technology

Pintu Universitas di Eropa Mulai Tertutup Bagi Mahasiswa Tiongkok

Mahasiswa Tiongkok, menurut media Jerman, terlibat dalam pekerjaan penelitian yang mungkin memiliki potensi penerapan di dunia militer.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024