Penampakan Kos-kosan Rp17 Juta Per Bulan di Amerika, Tempat Tidurnya Ranjang Susun
- Youtube
Los Angeles – Tinggal di luar negeri untuk bekerja maupun bersekolah menjadi keinginan banyak orang supaya bisa merasakan suasana baru yang berbeda dari Indonesia. Salah satu negara yang menjadi impian banyak orang adalah Amerika Serikat. Namun tak jarang masyarakat Indonesia yang ingin tinggal di Amerika memikirkan biaya hidup yang mahal.
Kehidupan di Amerika Serikat sudah dirasakan oleh gadis bernama Carolin Cecillia. Pemilik akun Instagram @carolcecil_ itu mengungkapkan tempat tinggalnya atau kos-kosan di Amerika yang mengusung konsep co-living.
"Namanya Heaven Co-Living. Itu konsepnya community living space. Jadi semuanya sharing, tempat tidur, public space kayak ruang tamu, dapur, di belakang ada halaman, terus ada ruang kerja, ruang yoga, pusat kebugaran, rooftop juga. Itu sharing semua," ungkap Carol, mengutip video YouTube Anak LA, Kamis 24 November 2023.
Kos-kosan Carol itu terdiri dari 8 gedung, yang mana 4 gedung bagian depan mayoritas diisi oleh penghuni wanita sementara 4 gedung di bagian belakang diisi oleh para laki-laki. Uniknya, di lantai paling atas, ada area tersendiri yang disediakan untuk non-binary dan non-gender, jadi siapapun bisa tinggal di tempat ini. Setiap gedung setidaknya memiliki 3 kamar. Untuk gedung yang ditempati oleh Carol sendiri, kamar pertama dan kedua berisi 4 orang dan kamar ketiga berisi 6 orang.
Di bagian area publik seperti ruang tamu, semua penghuni biasa mengadakan acar kumpul-kumpul. Bahkan, disediakan juga beberapa board games yang bisa dipakai sambil mengobrol di sofa. Pihak manajemen tempat itu juga rutin membuat jadwal acara pertemuan bagi para penghuni.
Bergeser ke area dapur, terdapat meja dan kursi serta alat-alat dapur yang bisa dipakai oleh para penghuni. Di salah satu lemari juga diletakkan banyak bumbu-bumbu dapur seperti garam dan merica yang bisa dipakai bersama.
"Bahan kecil-kecil kayak garam dan merica, siapapun yang mau donasi bisa taruh di sini. Ini mereka beli sendiri, kadang ada yang suka taruh aja," kata Carol.
Tak hanya bumbu dapur, di bagian kulkas juga sering ada snack yang dibeli oleh para penghuni untuk dinikmati bersama. Meskipun tempat ini bisa dibilang seperti kos-kosan campuran, tetapi ada aturan untuk melarang para penghuninya merokok dan minum minuman keras.
Di antara gedung bagian depan dan belakang terdapat sebuah halaman yang sering dipakai ole para pengunjung berkumpul dalam acara api unggun. Mereka suka mengadakan acara bakar-bakar sambil sharing cerita-cerita yang menarik.
Masuk ke area kamar, model tempat tidur di co-living ini adalah ranjang susun atau pod. Carol menunjukkan bagian kamarnya, yang mana ia tinggali bersama 3 orang teman lainnya. Meski tempat tidurnya berbentuk pod, tetapi kasurnya cukup besar bahkan dinding-dinding pod itu bisa dihias sendiri.
Di bagian depan kamar terdapat teras kecil yang langsung menghadap ke jalanan yang dikelilingi oleh pepohonan. Setiap harinya, ada petugas kebersihan yang akan membersihkan area publik dan setiap minggunya mereka membersihkan kamar-kamar para penghuni.
Carol mengungkapkan bahwa untuk tinggal di co-living tersebut ia membayar sebesar 1020 Dollar Amerika. Pertama masuk, ia harus menyerahkan uang deposit sebanyak 500 Dollar. Menurut Carol, kelebihan tempat tinggalnya itu adalah tidak membutuhkan penelusuran kredit calon penghuninya dan hanya memeriksa latar belakang.
"Buat orang baru yang datang ke Amerika, mereka ngga memerlukan latar belakang kredit karena biasanya di Amerika kalau mau sewa apapun pasti dilihat credit score nya. Paling saat registrasi cuma cek latar belakang apakah kriminal atau bukan," jelasnya.