Kisah Inspiratif 5 Siswa SMA dalam Mengatasi Krisis Air Bersih

5 Siswa SMA yang Atasi Krisis Air Bersih di 2 Desa
Sumber :
  • ist

JAKARTA – Lima siswa SMA yang tergabung dalam The Spring Organization berhasil menunaikan misi mulia untuk menghadirkan akses air bersih di Kampung Kiijem dan Kidoso, Kabupaten Tangerang, Banten. Organisasi ini berdiri atas dasar keprihatinan terhadap kondisi air bersih yang seringkali sulit diakses oleh masyarakat di beberapa daerah.

Viral Siswa SMA Pegang Pistol di Ruang Rapat DPRD Lampung: Itu Senjata Mainan

"Dirty water kills more people than war!," inilah seruan yang ditegaskan oleh Mark Pramana, Kayson Sunjoto, Amanda Widjanarko, Bianca Goenawan, dan Christie Arianne Lim sebagai refleksi akan pentingnya keberadaan air bersih. Scroll lebih lanjut ya.

Keempat pemuda dan pemudi ini telah menunjukkan dedikasi mereka melalui berbagai kegiatan penggalangan dana dan penjualan merchandise demi mencapai tujuan mereka.

BNI Dapat Suntikan Pembiayaan US$600 Juta dari 6 Lembaga Keuangan Asing, Ini Daftarnya

Melalui upaya dan kerja keras yang tak kenal lelah, akhirnya The Spring Organization dapat mengimplementasikan proyek pembangunan fasilitas sanitasi komunal MCK (mandi, cuci, kakus) di dua kampung tersebut. Setelah proses pembangunan selama 1 bulan 10 hari, organisasi ini mengumumkan secara resmi penggunaan fasilitas air bersih yang telah mereka bangun.

Mengintip Proses Pembuatan Air Minum, dari Mata Air Sampai ke Tangan Masyarakat

Kayson Sunjoto, yang menjabat sebagai Project Development Manager dari The Spring Organization, menjelaskan alasan pemilihan Kampung Kiijem dan Kidoso sebagai lokasi proyek ini. 

"Hari ini kami meresmikan sumur ke-7 dan 8 yang menjadi proyek The Spring. Kalau kita lihat kualitas air (di kali) itu dulu kotor sekali karena ada minyak, ada bakteri, dan chemical yang membuat kali mereka hitam," ungkap Kayson Sunjoto. Kondisi ini yang mendorong tim untuk memberikan solusi nyata bagi masyarakat setempat.

5 Siswa SMA yang Atasi Krisis Air Bersih di 2 Desa

Photo :
  • ist

CEO & Project Manager The Spring Organization, Mark Pramana, menambahkan, "Sekarang orang-orang bisa menggunakan air bersih ini (dari sanitasi komunal). Ini jauh lebih nyaman dan bersih untuk orang-orang mandi, cuci baju dan lain-lain. Ini airnya dapat dari sumur, bukan dari air sungai (yang tercemar) lagi."

Warga Kampung Kiijem dan Kidoso menyambut gembira hadirnya fasilitas ini. Dengan adanya sanitasi komunal, mereka tidak lagi tergantung pada air kali yang tidak layak konsumsi. Suwandi (38), salah seorang warga yang tanahnya kini dijadikan lokasi fasilitas sanitasi, menyatakan, "Warga kami sebelumnya untuk mendapatkan akses air bersih harus ke kali yang airnya dialiri dari Sungai Cisadane. Tapi kali mulai tercemar sejak 2005, penyebabnya karena sampah, limbah. Jadi enggak layak lagi buat dikonsumsi."

Sejak adanya inisiatif ini, jumlah kepala keluarga yang merasakan manfaatnya terus bertambah, dimulai dari 6 kepala keluarga di Kampung Kiijem hingga mencapai 30, dan di Kidoso mencapai sekitar 73 kepala keluarga.

The Spring Organization berharap akan ada lebih banyak lagi generasi muda yang tergerak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial serupa. Mereka mengajak para pemuda dan pemudi untuk turut serta dalam aksi nyata ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya