Kisah Dokter mata jadi Mualaf Gegara Muridnya

VIVA – Seorang dokter mata di Inggris putuskan jadi mualaf setelah gagal menjawab tantangan muridnya yang mengajukan pertanyaan sulit tentang agama yang dianut sang dokter. Apa alasan dokter mata sekaligus hakim itu menjadi mualaf? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

Dokter mata sekaligus hakim yang jadi mualaf itu bernama Julie Breen. Ia besar di Redcar, sebuah kota pesisir di timur laut Inggris. Rupanya ia lahir di Hull yang kemudian diadopsi oleh orang tua angkatnya dan tinggal di Redcar.

Ia dibesarkan di keluarga yang menganut agama Katolik dan sekolah di Katolik. Ayahnya menganut agama Katolik, sementara sang ibu bukan. Soal pendidikannya, ia mengaku sangat bagus. 

Setelah memasuki perguruan tinggi, ia berpikir dan bertanya, apakah Tuhan itu ada atau tidak. Apakah dengan mempercayainya itu sepenuhnya benar atau tidak.

Ia berpikir untuk percaya kepada Tuhan itu sangat mudah. Untuk semua hal lainnya, ia dituntun untuk mempercayainya. Tapi dia sulit untuk percaya.

“Entah mengapa saya merasa sulit untuk percaya. Dan (keimanan) itu agak mirip susunan kartu yang goyah. Lalu akhirnya otak saya berkata ‘itu tidak masuk akal’. Semuanya pun runtuh,” ujarnya, dikutip dari tayangan YouTube Ape Astronaut, Senin, 6 November 2023.

Setelah mendapat gelar dokter mata, menikah dan mempunyai dua anak, ia juga menjadi hakim di mana itu menjadikannya sangat sibuk.

Pada tahun 2011, ia membimbing seorang calon mahasiswa kedokteran mata. Mahasiswa tersebut adalah seorang muslim. Ia mengaku jika sebelumnya belum pernah bekerja dengan seorang muslim. 

Meski begitu, ia pernah bertemu dengan seorang wanita muslim, namun tidak terlalu banyak berbincang karena sibuk. Namun dengan mahasiswa yang satu ini berbeda. Sejak saat itulah ia mengenal islam.

Kata dia, mahasiswa itu sangat hormat kepada semua orang. Namun, ada suatu waktu yang terjadi yang membuat mahasiswa itu agak kesal. Kemudian ia melakukan sholat agar mendapatkan ketenangan.

Beberapa bulan kemudian, mahasiswa itu menanyakan pertanyaan yang sangat sulit tentang agamanya. Lalu saat di perjalanan, mereka berbincang dan membahas soal kitabnya. 

Dalam perjalanan, mahasiswa tersebut membacakan al-quran. Julie Breen mengatakan jika Al-quran seperti seperangkat instruksi. Setiap surahnya, kata dia, punya tema dan instruksi yang berbeda. Ketika memasuki surah-surah bagian akhir, disitulah ia mulai memahami maknanya.

“Di mana kita diberi tahu bahwa kita ada hanya untuk menyembah Allah SWT. Tujuan kita diciptakan untuk menyembah Allah SWT,” ujarnya.

“Itu benar-benar masuk akal bagi saya,” imbuhnya.

Setelah ia membaca al-quran, ia pun tahu bahwa islam adalah kebenaran. Tanpa ia sadari, ada jalan menuju dirinya harus mengenal agama islam lebih dalam.

“Oh kurasa aku harus melakukan sesuatu tentang ini. Maka saya berkesimpulan bahwa saya harus bersyahadat,” ungkapnya.

Lalu ia menelepon mahasiswanya dan bertanya apa yang harus dilakukan. Mahasiswa itu kemudian mengajaknya untuk bertemu dan mengobrol.

Sebelum membaca syahadat dan masuk islam, mahasiswa itu meminta dokter mata itu untuk mencari jawaban mengapa dirinya harus percaya bahwa sang pencipta itu ada, nabi itu ada, dan al-quran adalah kebenaran. Setelah itu ia mengucapkan kalimat syahadat.

“Dia perlu memastikan bahwa saya punya keyakinan itu sebelum bersyahadat. Kemudian tentu saya mengucapkannya (syahadat) dalam Bahasa Inggris, saya mengucapkannya dalam bahasa Arab,” jelasnya.

AQUA & DMI Beri Kesempatan Ibadah Umrah bagi 20 Khadimatul Masjid dari 6 Provinsi di Indonesia

AQUA bersama DMI mengadakan Perjalanan Spiritual Umrah Khadimatul Masjid yang memberi kesempatan pengurus masjid di seluruh Indonesia untuk menunaikan ibadah umrah.

VIVA.co.id

25 November 2024