Tangani Berbagai Isu Coaching dan TalentDNA, Kementerian PPPA Gandeng Ary Ginanjar

Employer Branding Bangga Melayani Bangsa di Lingkungan Kementerian PPPA
Sumber :
  • ist

JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan bahwa kehadiran Founder ESQ Ary Ginanjar Agustian memberikan motivasi dan masukan kepada para pegawai di Kementerian PPPA membuka peluang untuk mengetahui cara menurunkan berbagai isu dengan teknik coaching dan TalentDNA.

Berikan Solusi Identifikasi Potensi Diri Cepat dan Akurat, Ary Ginanjar: Ini Satu-satunya di Asia

Hal itu ia sampaikan saat Kementerian PPPA melakukan kegiatan Launching Budaya Kerja ASN BerAKHLAK dan Employer Branding Bangga Melayani Bangsa di Lingkungannya bersama dengan ESQ/ACT Consulting International, di Gedung KPPPA, Kamis 26 Oktober 2023.

“Harapannya isu-isu ini dapat kita selesaikan yang menjadi PR besar bagi kami. Maka, masukkan dari Pak Ary kami sudah bukakan pintu yang lebar, menyambut langkah-langkah konkrit salah satunya memberikan TalentDNA untuk Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak sebagai pilot project," ujar Bintang.

Peduli Kesadaran Kesehatan Mental, TikTok Gandeng WHO Luncurkan Program Literasi Generasi Muda

Kemudian Bintang menuturkan bahwa keberadaan Ary Ginanjar menjadi motivasi bagi jajaran pegawai di KPPPA untuk terus meningkatkan kinerja yang bergerak dari hati, melayani masyarakat dengan core values BerAKHLAK, dan menyelesaikan isu-isu yang ada. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Veronica Tan: TikTok Bisa Jadi Pedang Bermata Dua Bagi Kesehatan Mental Perempuan dan Anak

"Kita juga tadi sudah dijelaskan tentang metode coaching agar lebih solid, lebih bisa keluarkan potensinya di KPPPA ini dan lingkungan pribadi," lanjutnya.

Diketahui, dari hasil cek kesehatan budaya kerja yang telah dilakukan survei di KPPPA, 400 peserta hadir baik online dan offline untuk mendukung implementasi budaya kerja BerAKHLAK di lingkungan KPPPA.

Bintang berharap dengan terlaksananya kegiatan BerAKHLAK dapat meningkatkan kesehatan dalam budaya kerja di lingkungan KPPPA, sehingga seluruh pegawai dapat berkolaborasi bersama untuk mengimplementasikan core values BerAKHLAK sebagai budaya kerja baru, bersama-sama menjadi agent of change.

Sementara itu, Ary Ginanjar memberikan paparan mengenai penguatan budaya kerja BerAKHLAK. Ary menyebutkan bahwa di tanggal 3 Oktober 2023, BerAKHLAK resmi masuk di UU ASN. Sehingga, KPPPA juga turut serta mengambil porsi untuk menjadikan BerAKHLAK sebagai core values dalam kementerian.

“Yang perlu kita ketahui adalah tantangan di luar sana yang dihadapi yakni isu-isu, kemudian kita ketahui apa yang menjadi solusi mendasar yang dapat diselesaikan dengan berbagai inovasi terbaru, kemudian juga budaya kerja yang perlu dijaga," ujar Ary Ginanjar.

Ia mengatakan bahwa KPPPA merupakan kementerian yang tidak besar terhitung dari jumlah SDM didalamnya, namun isu yang harus dihadapi sangatlah banyak. Sehingga apresiasi besar Ary berikan kepada KPPPA yang disebutkan memiliki sifat agility.

“Banyak sekali permasalahan ini refleksi dari hari anak Indonesia yang mana banyaknya masalah mental yang datang dari keluarga. Ini menjadi isu yang perlu diperhatikan. KPPPA ini SDMnya sedikit, namun isu sangat banyak. Maka, kementerian ini memiliki mental agility, change agility, learning agility, people agility, dan result agility yang diharapkan Pak Presiden," imbuhnya.

Ia menjelaskan bahwa banyaknya kekerasan anak terjadi karena orang tua tidak mengetahui apa DNA anaknya, yaitu talenta yang dibawa sejak lahir. Ia mencontohkan orang tua seorang tentara memaksa anaknya harus juga disiplin secara tegas seperti dirinya, tentu tidak semua anak akan sama dengan orang tuanya.

Sehingga perbedaan yang terjadi sering kali menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak.

“Untuk penurunan kekerasan pada anak, caranya adalah setiap orang tua harus tau DNA talenta anak-anaknya. Silakan KPPPA coba 1000 rumah, lihat apa yang terjadi ketika orang tua mengerti DNA talenta anaknya, apakah kekerasan akan tetap terjadi? Atau berkurang," saran Ary.

Isu berikutnya, lanjut Ary, KPPPA menginginkan pemberdayaan perempuan salah satunya dengan istri yang bisa berdaya dan memiliki pendapatan sendiri yang bisa diperoleh melalui bisnis. Namun harus diketahui bidang bisnis yang cocok untuknya.

“Jika semua istri sudah tau apa TalentDNA-nya, maka mudah pula untuk menentukan bisnis apa yang harus digeluti, di bidang apa. Sehingga, ini akan kita turunkan angka perceraian, kita majukan pemberdayaan perempuan, turunkan kekerasan pada anak, ibu-ibu akan punya pekerjaan sesuai dengan talentanya," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya