Tekan Emisi Karbon, Ribuan Bibit Pohon Buah Ditanam

Ilustrasi menanam pohon.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle  – Perluas manfaat dalam mendorong dekarbonisasi melalui penanaman bibit pohon untuk menekan emisi karbon, optimalisasi kegunaan lahan dilakukan dengan penanaman berbagai jenis komoditas buah-buahan tropika, melalui program Community Forest.

Sidak TPA Muara Fajar, Menteri LH Tegaskan Pemda Harus Gercep Tangani Masalah Sampah

Penanaman bibit buah dilakukan secara serentak di lahan Balai Pengujian Standar Instrumen (BPSI) di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat, pada Selasa 24 Oktober 2023 lalu. Scroll untuk informasi selengkapnya.

SEVP Business Support Pupuk Kaltim Meizar Effendi, mengatakan, program Community Forest ini menargetkan penanaman sebanyak 7.489 bibit pohon, yang terdiri dari berbagai jenis komoditas buah unggul yang diproduksi Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Tanaman Buah Tropika. 

Membangun Kota Hijau, Peran ESG dalam Perencanaan Properti

Bibit pohon buah yang ditanam di antaranya mangga, durian, nangka, alpukat, manggis dan berbagai jenis buah tropika lainnya. Sementara lokasi penanaman tersebar di dua tempat, yakni Kabupaten Solok seluas 20 Hektare (Ha) dan Subang 20 Ha, dengan total area kerjasama seluas 40 Ha.

5 Buah untuk Diabetes yang Aman dan Enak Dikonsumsi

“Kerjasama ini bagian dari kesinambungan langkah Pupuk Kaltim dalam mendorong dekarbonisasi, serta upaya meningkatkan kesejahteraan petani melalui optimalisasi lahan menjadi kawasan pertanaman buah agar semakin terpelihara," kata Meizar, dalam keterangannya, dikutip Jumat 27 Oktober 2023.

Dijelaskan Meizar, Community Forest  digagas sebagai bentuk kontribusi perusahaan dalam menekan emisi karbon, guna tercapainya target Net Zero Emission di tahun 2060. Hal ini direalisasikan melalui dukungan terhadap National Determined Contribution (NDC), dengan target penurunan emisi sebesar 32 persen tahun 2030. 

"Selain itu Community Forest juga ditujukan untuk pemanfaatan kembali lahan kurang produktif, seperti lahan tidur yang belum teroptimalisasi agar kembali menghasilkan. Dari hal tersebut, manfaat penanaman pun tidak hanya bagi lingkungan tapi juga masyarakat," terang Meizar.

Melalui kerjasama Community Forest, Meizar pun berharap kawasan BPSI Tanaman Buah Tropika semakin optimal sebagai sarana riset, utamanya terkait pengelolaan produk instrumen hasil standardisasi tanaman buah tropika. 

Termasuk dalam hal penghitungan serapan karbon, maupun SOP budidaya tanaman buah agar produktivitas semakin meningkat, hingga layanan pengujian dan penilaian kesesuaian standar instrumen tanaman buah tropika. 

"Semoga program kerjasama Community Forest ini dapat menjadi kontribusi bersama dalam mencapai target Indonesia Net Zero Emission di tahun 2060," tambah Meizar.

Kepala BPSI Tanaman Buah Tropika Yunimar, menyampaikan, kerjasama Community Forest menjadi peluang untuk pengembangan sejumlah komoditas unggulan yang diproduksi BPSI Tanaman Buah Tropika, sehingga produktivitas dan kapasitasnya dapat semakin dipacu dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan program. 

Selain itu, kerjasama ini juga akan mengembangkan sejumlah tumbuhan langka lainnya seperti matoa, kelengkeng serta nangka yang tidak didapati di beberapa daerah Indonesia. Sehingga dari pengembangan yang dilakukan, jenis buah tersebut dapat terus lestari dan bibit penanamannya bisa disebar ke berbagai wilayah yang tidak memiliki komoditas agar bisa kembali merata. 

"Melalui Community Forest, komoditas buah unggulan lainnya pun bisa kita kembangkan sehingga makin berdampak terhadap kesejahteraan petani. Begitu pula penurunan emisi CO2 bisa turut ditekan untuk mencapai target yang diharapkan," papar Yunimar.

Sekretaris BSIP Haris Syahbuddin, menilai Community Forest menjadi salah satu upaya efektif dalam menekan emisi yang berdampak pada kenaikan suhu, serta ketersediaan air tanah agar tidak semakin hilang. Program ini pun dapat menjadi kegiatan komunitas untuk dikembangkan secara sengaja, dengan terus menggiatkan penanaman pohon dalam mendorong keberlanjutan melalui pelestarian alam dan kawasan. 

"Proses Community Forest ini sangat tepat kita lakukan sebagai langkah mitigasi terhadap perubahan iklim, di samping mendapatkan hasil dari produksi jenis buah yang ditanam. Makanya kami harap program ini bisa terus dikembangkan secara bertahap," pungkas Haris.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya