Kerokan Jadi Tren Anak Muda di Negara Maju ini, Kok Bisa?
- http://cetronews.blogspot.com/
China – Sebelum ditemukannya obat-obatan, orang lebih dulu mengenal pijat dan kerokan. Tak heran jika metode penyembuhan tradisional ini sudah ada sejak abad ke-5 di China. Bahkan di Indonesia sendiri kerokan dan pijat punya kedudukan khusus.
Siapa sangka, di era pengobatan modern yang semakin canggih, ternyata kerokan dan pijat tradisional jadi trend di mata anak muda. Di China atau Tiongkok sendiri mengenal kerokan dan pijat tradisional dengan sebutan gua sha. Metode pengobatan tradisional yang sudah berusia berabad-abad.
Menariknya, memar yang dihasilkan oleh praktik ini bahkan dianggap sebagian dari gaya hidup yang keren. Seorang pengguna media sosial @.huahuacloris memposting potret dirinya dengan memar-memar hasil gua sha, menandai popularitasnya di kalangan remaja.
Di Xiaohongshu, tagar #guasha telah disaksikan sebanyak 180 juta kali, dengan berbagai pengguna membagikan pengalaman dan tips menggunakan teknik ini.
Penggunaan gua sha, yang juga dikenal sebagai scraping dan coining, memanfaatkan meridian (jalur kesatuan) di tubuh untuk meredakan kelelahan. Praktek ini dianggap efektif untuk mengurangi kelelahan otot dan menghilangkan racun dalam tubuh.
Saat mengalami pegal akibat beraktivitas, cara paling alternatif menyembuhkannya ialah dengan memijat. Tak sedikit kini semakin banyak pijat modern yang dikembangkan di dunia medis. Namun hal ini tak menggeser teknik kerokan yang masih dipakai hingga kini.
Gua sha atau kerokan, juga dikenal sebagai scraping dan coining, adalah salah satu bentuk pijatan tradisional Tiongkok yang menggunakan alat kecil dan datar untuk mengikis permukaan kulit sepanjang meridian, meninggalkan memar merah sebagai tanda pelepasan racun.
Terapi pijat dan kerokan gua sha ini umumnya digunakan untuk kondisi yang dianggap tidak cukup serius untuk dibawa ke rumah sakit, seperti yang dilaporkan dalam sebuah artikel di majalah daratan Sanlian Life Lab.
Beberapa orang bahkan menggambarkannya sebagai "cara Tiongkok untuk menyembuhkan stres di tempat kerja" dan mengatakan bahwa rasa sakit yang muncul selama sesi gua sha lebih memuaskan daripada pesta atau akhir pekan di tepi pantai.
Anak muda yang mahir dalam praktik kerokan ini sering memberikan terapi ini kepada diri mereka sendiri atau teman-teman mereka. Mereka menggunakan berbagai alat sehari-hari seperti sendok, cincin, kaleng minuman, dan adaptor laptop.
Praktek ini, bersama dengan terapi tradisional Tiongkok lainnya seperti bekam, semakin populer di kalangan generasi muda. Klinik gua sha yang menawarkan sesi pengobatan ini dengan biaya beberapa puluhan yuan atau setara dengan Rp 20 ribuan di Beijing dan Shanghai semakin banyak dikunjungi sebagai hobi.
Dokter Zhang Jing dari Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Pengobatan Tiongkok Guangzhou menjelaskan bahwa musim gugur adalah waktu terbaik untuk menggunakan gua sha. Terapi ini membantu melepaskan panas dan kelembapan yang menumpuk di tubuh selama musim semi dan musim panas.
Zhang juga menyarankan lokasi kerokan yang ringan di punggung, dada, dan lengan kanan sebagai cara untuk menjaga keseimbangan energi tubuh dan kesehatan organ.
Tren ini menunjukkan bahwa praktik tradisional Tiongkok pijat dan kerokan terus beradaptasi dan menemukan penggemar baru di kalangan generasi muda, bahkan di era media sosial yang terus berkembang.