Zaidul Akbar Sebut Sampah Emosi Bisa Sebabkan Kanker, Bagaimana Maksudnya?
- Tangkapan layar
JAKARTA – Kanker menjadi salah satu penyakit dengan angka kematian pasien yang tinggi. Menurut data Globocan (The Global Cancer Observatory) tahun 2020 menunjukkan terdapat 19,3 juta kasus kanker. Dari data itu juga diketahui bahwa ada 10 juta kematian akibat kanker di seluruh dunia.
Berdasarkan data ini juga diperkirakan 1 dari 5 penduduk dunia mengalami kanker dengan angka kematian akibat kanker mencapai 1 diantara 8 laki-lali dan 1 dari 11 perempuan. Scroll lebih lanjut ya.
Berbicara mengenai kanker, herbalist yang juga pendakwah kenamaan dr. Zaidul Akbar mengungkap bahwa seseorang yang mengidap kanker lantaran sampah emosi.
"Mungkin Anda tidak percaya, tapi kalau saya. Saya sudah melihat sendiri bahwa ternyata semua orang yang kena tumor, kanker, semua punya sampah emosi yang tidak keluar. Sampah emosi. Sebut tumor apa? Tumor payudara, kanker rahim segala macam semua," kata dr. Zaidul Akbar mengutip potongan video yang diunggah di akun instagram @jsrstore.
Lebih lanjut diungkap Zaidul Akbar, ketika seseorang didiagnosis dengan tumor atau kanker. Hal pertama yang harus dilakukannya adalah me-release atau melepas semua sampah emosi yang ada di tubuhnya.
"Ini dari apa yang saya pelajari ya. Makanya minta sama Allah dikuatkan hati, karena hidup kita tidak mungkin tidak ada masalah enggak mungkin. Pasti ada masalah, apalagi di rumah tangga pasti ada masalah. Tenang aja karena masalah tuh bumbu, masa hidup datar gitu aja kan enggak seru gitu," katanya.
Selain itu, kata Zaidul Akbar meminta kepada Allah untuk diperbaiki atau diperbaharui hati kita. Sehingga nanti ketika ada emosi yang membara dalam diri, emosi tadi masih berada pada koridor agama.
Dia juga mengingatkan kepada wanita pentingnya untuk me-release sampah emosi hati. Sebab, wanita lebih sering menggunakan perasaannya dalam melakukan hal apapun setiap harinya.
"Jadi mulai dari sekarang kenapa? karena wanita berpikir bukan pakai logika tadi pakai perasaan penyakitnya pun hubungannya dengan emosi atau hormon. Jadi hati-hati dengan rasa. Dijaga rasa itu supaya tidak bermasalah atau menimbulkan masalah atau emosi," ujarnya.