Alat Pembasmi Nyamuk Tanpa Asap Karya Andy Suryansah, Solusi Cegah DBD
- Istimewa
Surabaya – Andy Suryansah warga Kampung Dupak Rukun, Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur berhasil menciptakan alat anti nyamuk tanpa asap yang diberi nama Falle.
Alat tersebut sengaja dibuat Andy lantaran di daerahnya banyak warga yang terserang penyakit demam berdarah (DBD) akibat meningkatnya populasi nyamuk.
Sebelum memulai pengerjaan alat tersebut, Andy mengatakan dirinya lebih dulu melakukan pengamatan tentang bagaimana karakter nyamuk.
Laki-laki jebolan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya jurusan Teknik Komputer ini akhirnya berfokus pada pengamatan suara nyamuk jantan untuk memikat nyamuk betina.
Sasaran tembak alat yang dibuat Andy sengaja difokuskan untuk membunuh nyamuk betina. Sebab, nyamuk betina lah yang menjadi sumber berkembangbiaknya nyamuk secara cepat.Â
“(Saya) mempelajari karakter nyamuk jantan melalui sejumlah literatur,” ujar Andy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta Minggu, 8 Oktober 2023.
Setelah ditemukanlah suara khas nyamuk jantan yang membuat nyamuk betina mendekat. Suara nyamuk jantan inilah yang kemudian ditiru Andy dengan memadukan dua teknologi, yaitu teknologi ultraviolet (UV) dan audiosonik.Â
“Secara fisik Falle terdiri atas rangkaian sumber daya listrik, pembangkit frekuensi audiosonik, rangkaian penyengat, serta lampu UV yang dilengkapi casing kawat kasa dua lapis,” kata dia
Semua rangkaian tersebut dianggap mampu menjebak nyamuk dengan optimal, sehingga jumlah hewan penghisap darah itu diharap bisa semakin berkurang.
“Pembangkit frekuensi audiosonik akan memancarkan gelombang dengan frekuensi tertentu, sehingga menarik perhatian nyamuk untuk mendatangi sumber gelombang. Lampu UV akan memancarkan sinar UV yang disukai serangga termasuk nyamuk,” pungkasnya
Berkat Falle yang diciptakannya, pada tahun 2013 silam, Andy berhasil menerima penghargaan SATU Indonesia Awards bersama 4 orang lainnya, yakni Hardinisa Syamitri dari Talang Anau, Rizki Dwi Rahmawan dari Somagede, Joko Sulistyo dari Wonogiri dan Marwan Hakim dari Lombok Timur