Derita Ida Susanti Ditipu Suami yang Ternyata Perempuan Hingga Alami KDRT
- Youtube Richard Lee
JAKARTA – Derita Ida Susanti, seorang perempuan asal Surabaya yang viral di media sosial akhirnya terkuak. Rupanya, Ida Susanti mengaku ditipu oleh suaminya yang ternyata seorang perempuan dan baru menyadarinya setelah mereka menikah, bahkan harus mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Bagaimana kisahnya?
Perempuan berusia 58 tahun itu menceritakan kisah pilunya kepada publik. Awal deritanya bermula saat berkenalan dengan seorang pria yang kemudian menikahinya. Pria itu dikenalnya dengan nama Nardinata Marshioni Suhaimi. Tak disangka, ia ditipu lantaran nama aslinya adalah Nera Maria Suhaimi Joseph dan jenis kelaminnya adalah perempuan.
Ida Susanti mengaku bahwa tipu daya suaminya itu makin menjadi lantaran ternyata ia adalah adik dari pengusaha ternama. Terkuaknya sosok sang suami lantaran usai menikah, keduanya melakukan bulan madu dan di malam itu juga Ida Susanti mendapati fakta mengejutkan.
"Kita kawin tamasya, jadi hari pertama itu kita ke Bangkok, dan akhirnya dia di saat malam itu ngomong kalau dia perempuan," ujarnya dikutip dari media sosial.
Tak sedikit yang mempertanyakan mengenai kesiapan Ida Susanti sebelum menikah dengan mengenali sosok calon suaminya itu. Namun, Ida Susanti mengaku sudah dengan benar memeriksa dokumen terkait sosok sang suami dengan tercatat jenis kelamin seorang pria di KTP.
"Di KTP tertera jenis kelamin laki, nama Nardinata Marshioni Suhaimi," ucapnya.
Perkenalan yang terjadi pada tahun 2000 silam itu juga semakin meyakinkan Ida Susanti lantaran perawakan suaminya benar seperti pria. Ida Susanti mengaku tak melihat ada payudara, yang ternyata telah dioperasi sebelumnya.
"Dan sosoknya itu, dia kan gak punya payudara, ternyata sudah dioperasi, jadi fisiknya laki-laki banget," ujarnya.
Sontak, informasi mengejutkan itu membuat Ida Susanti syok dan menangis. Ida menegaskan saat itu bahwa tak dapat menerima fakta tersebut sehingga mempertanyakan alasan pria gadungan itu hendak menikahinya. Ternyata, alasannya makin tak masuk akal.
"Akhirnya disitulah heboh, saya dianiaya karena saya tak bisa menerima, tapi akhirnya saya daripada mati konyol baru ngomong, saya ngasih perjanjian," ujarnya.
"Karena dia ngomong dia married sama aku tuh tidak butuh seorang istri, dia cuma pingin seorang pendamping, yang bisa mendampingi dia kemana-mana," kata Ida sembari menangis.
Perjanjian yang diajukan Ida Susanti saat itu dilakukan lantaran enggan dianiaya terus menerus oleh suaminya. Ida Susanti meminta agar pernikahan itu hanya bertahan selama beberapa bulan hingga kelak akan bercerai karena ia mengaku masih 'normal'
"Udahlah gini daripada aku mati konyol (dalam hati), mending aku ini saya berapa bulan, berapa tahun aku bisa mendampingi kamu, kalau gak bisa ceraikan aku baik-baik, karena aku ini manusia normal dan aku bukan lesbi," tuturnya.
Pria gadungan itu pun mengiyakan persyaratan yang diajukan oleh Ida Susanti, menikah dengannya dan segala kebutuhan Ida dicukupi. Nardinata Marshioni menuntut bahwa salah satu persyaratannya dengan Ida menerima keberadaan tiga anak angkatnya bernama Rion, Cincin, dan Kevin. Selain itu, Ida juga diminta untuk menjaga abu dari orang tua Nardinata, karena meninggalnya dikremasi.
"Kenapa juga saya bisa bertahan karena satu ya, saya itu malu, seluruh Surabaya juga kenal siapa saya, keluargaku pun tidak satu orang pun saya kasih tahu, karena posisi waktu itu benar-benar sudah gak bisa dikompromi," ujarnya.
Kondisi Ida Susanti makin tak tertahan lantaran sikap suaminya sering kali melakukan kekerasan fisik terhadapnya untuk suatu hal yang sepele.
"Kalau bertengkar sedikit gitu, ya main pukul, nanti kalau pergi di jalan nggak cocok gitu, saya diturunkan dari mobil, udah begitu terus," ujarnya.
Mirisnya, pernikahan itu kian membuat Ida Susanti merasa terjebak hingga memilih untuk bercerai lebih dulu. Namun, surat kawin mereka ditahan oleh suaminya sehingga Ida Susanti tak punya pilihan lain kecuali bertahan. Akan tetapi, Ida Susanti semakin mendapat perlakuan buruk hingga membuatnya memilih melaporkan sikap buruk suaminya.
"Setelah datang seorang perempuan merampas-rampas, ya sudah dia ancam-ancam mau membunuh sembarang. Saya sudah ngomong jangan ancam-ancam aku, tak lapor loh, aku gak takut, ternyata benar mbak, ya sudah tak laporin," tuturnya.
"Buat apa, saya menanggung sendiri sampai luar biasa tertekannya saya, akhirnya tak laporin dengan membawa 3 KTP itu," tambahnya sembari menunjukkan 3 KTP sang suami sebagai bukti.