Tonymidi Rela Hidup Susah Demi Sukses di Kancah Seni Internasional

Tonymidi
Sumber :
  • dok pri

JAKARTA – Era digital telah merombak banyak aspek kehidupan, termasuk di industri kreatif. Dari sebuah desa di Banyuwangi, Jawa Timur, sebuah nama muncul menggebrak dunia seni internasional: Tonymidi Artworks. Tanpa dibatasi oleh geografis atau infrastruktur, Tonymidi telah meraih pencapaian yang luar biasa di kancah seni global.

1.282 Wisuda Lulus Secara Online, 88,75% Wisudawan Catat Peningkatan Karier

Tonymidi, yang bernama asli Tony Midiyanto, memulai kariernya dari hobi menggambar sejak kecil. Meski sempat terkendala oleh masalah finansial yang menghalanginya untuk melanjutkan pendidikan di Desain Komunikasi Visual, Tonymidi tetap memilih jalan seni dengan mengambil jurusan Desain Grafis di Wearnes Malang. Scroll lebih lanjut ya.

Setelah lulus, ia memulai karirnya di industri periklanan pada tahun 2008. Tonymidi sempat menghadapi kritik tajam atas karya pertamanya, tetapi itu tak mematahkan semangatnya. Sejak 2011, ia memilih untuk menjadi seorang freelance illustrator. Bekerja sebagai freelancer bukanlah sebuah keputusan yang mudah.

Menyelami Karya Seni dan Budaya Pop Indonesia di Vans Thursday Blast

"Harus rela berlapar-lapar dulu," ucap Tonymidi. 

Heboh, Pisang Dilakban Ini Laku Terjual Hampir Rp100 miliar

Namun, kerja keras dan konsistensi akhirnya membuahkan hasil. Pada 2015, ia mendapatkan kontrak dari Divisi Merchandise Universal Studio untuk mengerjakan ilustrasi bagi beberapa band ternama di bawah naungan Universal Music. 

Gaya seni Tonymidi yang khas, yang mengkombinasikan elemen-elemen dari classic vibe dan gaya Victorian, menjadikan karyanya unik dan menarik. Tonymidi sangat ahli dalam memanfaatkan pena dan tinta, dua alat sederhana, untuk menciptakan karya seni yang detil dan memukau. Ini termasuk di dalamnya pemanfaatan unsur-unsur dark art dan ornamen lainnya.

Tonymidi

Photo :
  • dok pri

Lebih dari sekadar menciptakan karya untuk diri sendiri, Tonymidi juga berkontribusi pada perkembangan seni lokal melalui studio ilustrasinya, Wolfordeer Colony. Studio ini menaungi beberapa ilustrator muda dan berbakat, baik yang bekerja di studio maupun secara remote.

"Saya berharap teman-teman kreatif di daerah lebih 'garang', jangan ragu tunjukkan taring kreatif kalian!" seru Tonymidi, mengajak para seniman muda untuk lebih percaya diri.

Meski telah berhasil, Tonymidi mengakui bahwa tantangan tetap ada, terutama dalam membangun kepercayaan diri komunitas kreatif di daerah. 

"Sekarang bukan lagi zamannya Jakarta-sentris atau Jawa-sentris," tegasnya. 

Tonymidi menekankan bahwa di era digital ini, siapa pun berkesempatan untuk menunjukkan karya mereka ke publik yang lebih luas, mencapai kancah nasional maupun internasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya