Di Balik Buku Konser Musik, Ada Karya Anak Berkebutuhan Khusus yang Menginspirasi
- House of Hope.
BANDUNG – Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), Bandung, menjadi saksi peluncuran buku cerita "Konser Musik" yang dilengkapi dengan ilustrasi yang istimewa. Buku cerita ini menghadirkan cerita yang penuh inspirasi, tetapi yang membuatnya benar-benar istimewa adalah seluruh ilustrasinya dibuat oleh anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).Â
Kolaborasi seni ini dilakukan oleh 11 anak berkebutuhan khusus dari House of Hope dan Zumenart. Dari total 11 anak yang terlibat, 9 di antaranya berasal dari House of Hope, sedangkan 2 lainnya berasal dari Zumenart. Mereka datang dari berbagai diagnosa, di antaranya autisme, down syndrome, dan slow learner. Yuk, scroll untuk info lengkapnya.
Buku ini bukan hanya sekadar kisah imajinatif tentang musik, tetapi juga suatu wujud nyata dari bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus memiliki potensi yang luar biasa dalam dunia seni.
Kepala Museum KAA, Noviasari Rustam, menyambut baik kolaborasi dengan House of Hope, yang dipandang sejalan dengan semangat pemberdayaan dari Bandung Spirit dan semangat inklusi Museum untuk Semua.Â
"Melalui kegiatan ini, MKAA berupaya mengoptimalkan peran museum di bidang pelayanan publik, membuka akses bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk berinteraksi dengan museum, yang diharapkan mampu membuat mereka merasa berdaya dan terinspirasi," ujar Noviasari dalam keterangannya, dikutip Jumat 29 September 2023.
Salah satu momen yang paling mengesankan adalah penampilan story-telling oleh anak-anak berkebutuhan khusus ini. Mereka membacakan cerita dari buku Konser Musik dengan penuh semangat, menggambarkan pesan yang dalam tentang kekuatan imajinasi dan keberanian.
Selain itu, acara ini juga menampilkan sesi diskusi buku bersama Ernawati Bintoro, Head of Art Therapy dari House of Hope, Win Fajar Adventa, Pembimbing anak-anak melukis sekaligus founder dari Zumenart, dan Cindy Evelyn, salah satu anak berkebutuhan khusus yang menjadi ilustrator buku Konser Musik.
"Kami dari Zumenart itu sangat amaze yah karena ternyata hasil karya dari anak-anak ini sangat di luar ekspektasi kami karena begitu luar biasa," ucap Win Fajar Adventa.
Irene Ridjab, Founder Yayasan Blessindo Harapan Mandiri (House of Hope), turut memberikan wawasan yang mendalam tentang tujuan dari buku ini.
"Acara ini bukan hanya sekadar perayaan peluncuran sebuah buku, tetapi juga sebuah perwujudan dari mimpi-mimpi, dedikasi, dan cinta yang kami tanamkan dalam setiap anak berkebutuhan khusus yang kami layani," ungkapnya.
Irene juga menekankan pentingnya buku ini sebagai sarana untuk mengubah persepsi masyarakat tentang anak-anak berkebutuhan khusus dan mengingatkan semua orang akan potensi tak terbatas yang dimiliki oleh setiap individu, terlepas dari keterbatasan yang mungkin mereka miliki.Â