Prinsip Unik Konten Kreator, Jhonny Thio dalam Menghadapi Persaingan
- dok pri
JAKARTA – Di tengah maraknya konten bisnis dan motivasi di media sosial, nama Jhonny Thio Doran hadir sebagai salah satu sosok yang paling diperhitungkan. Lahir di Samarinda pada 18 Juni 1986, Jhonny—yang memiliki latar belakang keturunan Indonesia-Chinese—telah merintis perjalanannya dalam dunia bisnis dari nol.
Jhonny adalah lulusan S1 Informatika dan memiliki tinggi badan 171 cm. Tak berasal dari keluarga yang berkecimpung di dunia bisnis, namun semangat untuk belajar dan berkembang membuatnya berhasil membangun perusahaan DORAN dan JETE. Scroll lebih lanjut ya.
Jhonny menekankan kisah jatuh bangun dan berbagai kesalahan di awal perjalanan karirnya adalah bagian dari proses pembelajaran untuk menjadi lebih baik.
Tidak seperti kebanyakan orang yang berlomba-lomba dalam persaingan bisnis, Jhonny beranggapan, semua tidak ada persaingan, melainkan saling menguatkan dan membangun untuk menjadi lebih tajam dan baik.
"Kalau hanya ada kita sendiri, kita akan cenderung berada di zona nyaman, jadi malas improve, tidak kreatif, dan malas memberikan hal baru," ujar Jhonny ketika dihubungi baru-baru ini.
Jhonny aktif membagikan ilmu bisnis dan manajemen yang telah ia terapkan dalam operasional perusahaannya melalui berbagai kanal media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Dijuluki sebagai "Mr. JETE" oleh netizen, kontennya selalu mendapat respons positif.
Jhonny Thio
- dok pri
"Real Life is about Sharing what We Have and We Know," begitu prinsipnya dalam berkarier dan sebagai konten kreator.
Meski sukses, Jhonny mengakui ada kesulitan dalam memilih ide-ide baru yang menarik dan relevan untuk audiensnya. Namun, ia tidak pernah menyerah dan terus berinovasi.
Bagi anak muda yang ingin memulai bisnis, Jhonny menyarankan, "Mulai aja dulu. Jangan takut untuk memulai. Langkahkan langkah pertama secara nyata dan cepat, jangan hanya beride atau berstrategi tanpa ada kejelasan kapan MULAI."
Daftar Produk Boikot di Medsos Belum Tentu Benar! Pakar: Banyak PHK, Jangan Sampai yang Kena Saudara Sendiri
Gerakan boikot sengaja diviralkan untuk menekan perekonomian Israel agar berhenti menjajah tanah Palestina. Masyarakat dunia dari berbagai golongan larut dalam euforianya
