Jangan Asal Jiplak dan Viral, Begini Kunci Sukses Produk Lokal Dicintai Masyarakat

Ilustrasi belanja/sale.
Sumber :
  • Freepik/freepik

JAKARTA – Produk lokal tengah digencarkan saat ini melalui berbagai upaya untuk meningkatkan perekonomian di daerah sekaligus mengenalkan keunikan serta kreativitas yang dimiliki. Meski begitu, masih banyak brand lokal yang kerap kesulitan bersaing di bisnis global lantaran sangat kompetitif.

Brand lokal digadang-gadang mampu meningkatkan perekonomian negara disertai kecintaan masyarakat akan produk negeri sendiri. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang enggan memilih brand lokal karena dianggap belum setara dengan brand terkenal asal luar negeri. 

"Sangat sulit membangun orisinalitas bukan karena kita enggak bisa, tapi banyak sekali wirausaha yang masih di level belajar," ujar aktivis brand lokal, Arto Biantoro, dalam konferensi pers Pejuang Lokal #TakGentarCekOutSekarang yang digelar Blibli di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ilustrasi keranjang belanja di e-commerce.

Photo :
  • acf.ua

Menurut Arto, penting untuk brand lokal mampu membentuk identitas agar konsumen mengenali cirinya yang khas. Selain itu, keunikan sebuah brand akan membuatnya berbeda dan dilirik oleh konsumen. Maka, kunci utama dari hal ini dengan menegaskan orisinalitas dan bukan sekedar menjiplak karya lain.

"Membangun identitas yang orisinal penting, misalnya dengan menjadi official store di e-commerce, memenuhi perizinan dan sertifikasi produk sesuai aturan pemerintah sehingga dapat membangun kepercayaan dan memengaruhi proses pengambilan keputusan berbelanja," tambah Arto.

Dari orisinalitas ini, Arto menilai bahwa konsumen akan mengenali dari jenis produk tersebut dan tak sekedar viral. Selanjutnya, keunikannya itu akan membangun citra kuat di hati konsumen. Arto mencontohkan konteks orisinalitas ini merujuk pada pemahaman akan budaya, sejarah, serta adat suatu daerah yang akhirnya menonjol dari sebuah produk.

"Karena untuk bisa sukses, wirausaha itu perlu menjadi kreator untuk bisa mendorong dan memberikan 'narasi' dari brand itu sendiri," papar Arto. 

Aksi Panggung Wika Salim Bikin Geger, Ciumannya ke Penonton Pria Jadi Viral

Dari membangun orisinalitas itu, berlanjut dengan tahap kolaborasi yang dapat dilakukan dengan brand lokal atau global lainnya. Sebab, brand yang sudah memiliki orisinalitas ini akan membawa nilai berbeda yang dapat dipadukan dengan brand lain sehingga tercipta produk yang unik dan bermanfaat serta akan saling menguntungkan, baik bagi penjual dan konsumen.

Ilustrasi belanja/sale.

Photo :
  • Freepik/freepik
Pengunjung Tak Sengaja Injak Pedal Gas Mobil Listrik MG, Booth di GIIAS Bandung Hancur

"Orisinalitas itu adalah pintu menuju kolaborasi. Semua bisa berjalan ketika memiliki value, saat ini brand besar pintar banget, mereka jalin kerja sama dengan mikro brand untuk meraup lebih banyak market (yang lebih spesifik dan inklusif)," lanjutnya. 

Arto melanjutkan bahwa bagi makro brand yang kolaborasi dengan mikro brand, diprediksi akan meraih keuntungan dari cara tersebut. Sebab, target pasar lebih luas dan tentunya konsumen merasa kebutuhannya lebih terpenuhi. Nah, upaya terakhir untuk mencapai kesuksesan suatu produk ini dapat dilanjutkan dengan tahap terakhir yaitu kualitas yang terjamin dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Tren Kebiasaan Belanja Generasi Muda: Ada FOMO, YOLO dan FOPO, Apa Itu?

"Faktor ini tidak hanya bicara tentang kualitas barang, tapi soal kebermanfaatannya. Misalnya bisnis yang dijalani memberi dampak positif dengan membuka lapangan pekerjaan, kesehatan, empower woman, sustainable dan sebagainya," tambahnya.

IPC 2024.

IPC 2024 Fokus Integrasikan AI ke Dalam Manajemen Produk

Tren penggunaan Artificial Inteligence (AI) dalam pengembangan produk digital terus mengalami peningkatan, khususnya di sektor bisnis dan teknologi.

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2024