Zaidul Akbar Ungkap Menangis yang Bisa Sehatkan Jasmani dan Rohani
- vstory
JAKARTA – Dalam sebuah pandangan yang mendalam tentang hubungan antara kesehatan jiwa dan jasmani, Dr. Zaidul Akbar telah menggambarkan pentingnya menangis karena Allah sebagai faktor yang dapat merangsang kesejahteraan jiwa dan tubuh manusia.
Dalam beberapa tulisan yang ia unggah di akun Instagramnya, Dr. Zaidul Akbar menyampaikan bahwa dalam keyakinan sebagai seorang mukmin, kesehatan secara keseluruhan dimulai dari hati yang sehat. Scroll lebih lanjut ya.
Ia mengklaim bahwa segala hal yang berkaitan dengan hati, termasuk perasaan, emosi, dan sikap, akan memberikan dampak pada kesehatan jasmani.
Dalam perspektif Islam, menangis karena Allah dianggap sebagai sebuah tindakan yang sangat berarti. Hal ini dapat membantu melunakkan hati yang keras dan membuka pintu untuk mengalami kesejahteraan jiwa. Rasulullah Muhammad dan para tokoh sufi terdahulu juga sering membahas tentang kekerasan hati dan kesulitan untuk menangis, terutama dalam konteks takut kepada Allah.
"menariknya level tangisan itu sendiri ketika urusan dan hubungannya dengan Allah dalam hal perasan takut kepadaNya , takut akan siksaNya, ancamanNya, nerakaNya, takut ga diterima amal, ternyata efeknya sampai ke dibebaskannya seseorang dari api neraka dan bahkan mendapat naungan Allah," tulisnya.
Bahkan, menurut ajaran Islam, orang yang meneteskan air mata karena mengingat Allah dan merasa takut kepada-Nya akan mendapatkan naungan-Nya di hari ketika tidak ada naungan selain-Nya.
Dalam pandangan Ibnu Umar, seorang sahabat Rasulullah, menangis karena takut kepada Allah lebih berharga daripada memberikan infak dalam jumlah besar. Ka'ab Al-Ahbar, seorang ulama dan penafsir Al-Quran, juga mengungkapkan bahwa ia lebih menghargai air mata yang mengalir karena takut kepada Allah daripada memberikan infak berupa emas sebesar tubuhnya.
Dr. Zaidul Akbar kemudian menjelaskan bagaimana menangis karena Allah tidak hanya memiliki dampak pada mata, tetapi juga mempengaruhi organ-organ fisik lainnya, seperti jantung dan hati. Dalam konteks ini, hati yang keras akan berdampak pada fungsi jantung dan hati secara keseluruhan. Sikap keras hati, seperti ketidakmampuan untuk merasakan getaran saat mendengarkan ayat-ayat Allah atau penolakan untuk menerima nasihat agama, dapat mengganggu fungsi normal organ-organ ini.
"Jadiii.. kalaulah menangis itu dikaitkan dengan organ mata maka dua organ fisik lainnya yaitu jantung dan liver dlm hal ini pasti akan berefek juga sehingga saat menangis karena hal diatas ( bukan nangis receh dan lebay karena urusan dunia ya, misal ga dapat kerja, ga keterima di sekolah ini itu, atau kehilangan kendaraan, dan dunia receh lainnya) maka efek ke organ pasti akan terasa," ujarnya.
Penting untuk memahami bahwa menangis karena Allah bukanlah hal yang sepele. Hal ini memiliki implikasi spiritual dan fisik yang signifikan. Menangis karena Allah bukan hanya sebagai bentuk ekspresi cinta dan rindu kepada-Nya, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang nyata. Reaksi kimia yang dipicu oleh tangisan karena takut kepada Allah memiliki potensi untuk memberikan efek positif pada kesejahteraan jiwa dan kesehatan jasmani.
Dalam mengakhiri tulisannya, Dr. Zaidul Akbar mengajak para pembaca untuk merenung dan mengevaluasi diri sendiri. Kapan terakhir kali mereka menangis karena Allah, merasa rindu kepada-Nya, atau bahkan memohon maaf karena kerasnya hati? Pesan yang disampaikan adalah pentingnya menjaga hati agar tidak mengeras, dan menemukan waktu untuk bersama Allah dalam kesunyian, meresapi makna ayat-ayat-Nya, dan merenungkan kebesaran-Nya.